SEMARANG, KOMPAS.com - Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah (Jateng) menargetkan 4 juta kunjungan wisata sepanjang libur sekolah tahun 2024.
Target itu lebih ambisius dari capaian kunjungan wisata saat liburan sekolah di tahun 2023, yakni sebesar 3,3 juta.
Baca juga: Dalam Sepekan, 141 wisatawan Tersengat Ubur-ubur di Pantai Gunungkidul
"Untuk liburan sekolah di Jateng 2024 ini prediksi kami akan mengalami kenaikan yang signifikan. Jadi untuk 2021-2023 libur sekolah kami targetkam 3,3 juta wisatawan. Sementara 2024 ini kami targetkan 4 juta wisatawan," kata Plh Disporapar Jateng, Syurya Deta Syafrie saat diwawancarai, Selasa (2/7/2024).
Dengan banyaknya pilihan paket wisata yang ditawarkan, Deta optimistis libur sekolah kali ini mampu mengangkat wisata Jateng.
"Kami optimis, libur sekolah ini bisa mengangkat wisata jateng lebih lagi. Karena kalau kita lihat yang membuat meningkat itu dijualnya tiket-tiket wisata yang murah ini kepada wisatawan," ujarnya.
Terlebih, menurutnya Jateng memiliki banyak destinasi wisata yang membuat Jateng layak untuk dijadikan jujukan masyarakat saat libur sekolah.
"Yang pasti semua di Jateng ada, wisata budaya siap, wisata alam oke, wisata buatan oke, nggak ada yang ngalahin. Jateng harus jadi jujukan utama saat liburan anak sekolah," ungkap Deta.
Lebih lanjut, dia mencatat sejumlah daerah yang menggaet wisata terbesar. Di antaranya Magelang, Wonosobo, Banyumas, dan Semarang. Sementara untuk paket wisata yang banyak digandrungi wisatawan adalah paket wisata alam, edukasi, dan religi.
"Kalau menurut yang kami dapatkan, paket wisata yang masih banyak wisata alam di Dieng, wisata edukasi di Saloka, wisata religi di Semarang dan sekitar. Jadi itu masih jadi favorit," tuturnya.
Tak kalah penting, pihaknya telah mengimbau pengelola untuk bisa memegang teguh, keamanan, kenyamanan, dan keselamatan.
Baca juga: Libur Sekolah, Pantai Parangtritis Bantul Jadi Salah Satu Favorit Kunjungan di Yogyakarta
Sementara untuk larangan study tour di Jateng, Deta menilai hal itu tak banyak berpengaruh pada jumlah kunjungan wisatawan lokal saat libur sekolah.
"Dampak ada. Tapi yang dilarang (study tour) sekolah. Ini memang memberikan ibaratnya sedikit hambatan," akunya.
Kendati demikian, merespon kebijakan itu, pihaknya mengajak para pengelola dan pengusaha bus dan travel untuk lebih kreatif menarik wisatawan selain dari study tour sekolah.
"Kita kan masih bisa menjual wisata lainnya ke pihak lain, melalui keluarga, dengan adanya video promosi di kab/kota, ini kan sudah kita dengungkan terus. Harapannya masyawakat, wisatawan nusantara tertarik ke Jateng," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.