Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Saksi dari Ponpes Al-Aziziyah Lombok Barat Diperiksa Buntut Kematian Santriwati

Kompas.com - 04/07/2024, 19:52 WIB
Karnia Septia,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Tim penyidik Satreskrim Polresta Mataram memeriksa empat saksi dari Pondok Pesantren Al-Aziziyah, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) buntut meninggalnya NI (13), santriwati asal NTT yang diduga menjadi korban kekerasan. 

Pemeriksaan empat saksi dilakukan secara terpisah di Unit PPA Polresta Mataram, Kamis (4/7/2024). 

Baca juga: Video Hoaks Ponpes Dibakar Buntut Santriwati Dinikahi Pengasuh Ponpes, Polisi Akan Panggil Pemilik Akun

Dari empat orang saksi yang dipanggil, dua orang merupakan santriwati, satu orang pembina asrama putri, dan satu orang wali kelas NI.

"Hari ini memang pemanggilan terhadap rekan-rekan dari pondok pesantren, ada empat orang kita undang sebagai saksi. Ada dari santri, ada dari pembina," kata Kasat Reskrim Polresta Mataram, Kompol I Made Yogi Purusa Utama saat ditemui di Mapolresta Mataram, Kamis (4/7/2024).

Baca juga: Misteri Kematian Santriwati di Lombok Barat, Merengek Minta Pulang Sebelum Meninggal

Yogi mengatakan, selama pemeriksaan berlangsung, kedua santri yang dipanggil menjadi saksi mendapatkan pendampingan dari wali dan pekerja sosial lantaran masih di bawah umur. 

Selain empat saksi yang sudah dipanggil, tim penyidik juga akan memanggil saksi lainnya untuk mengungkap kematian NI yang diduga akibat kekerasan.

Sebelumnya, Polresta Mataram sudah memeriksa 10 saksi, terdiri dari tujuh orang saksi dari tenaga kesehatan, dan tiga orang saksi dari pihak keluarga. 

"Tujuh orang dari nakes itu kurun waktu dari klinik dari Puskesmas dari rumah sakit bagaimana perawatan dari adik tersebut dari awal sampai hingga beliau mengembuskan napas terakhirnya," kata Yogi. 

Baca juga: Bantah Santriwati Koma Dianiaya, Ponpes: Korban Tusuk Jerawat Pakai Jarum Pentul

Yogi mengatakan, polisi masih menunggu hasil otopsi NI yang masih belum keluar sampai saat ini.

Kuasa Hukum Ponpes Al-Aziziyah, Herman Sorenggana mengatakan, pihaknya tengah mendampingi empat orang warga Ponpes Al-Aziziyah yang dipanggil untuk menjadi saksi. 

"Pertanyaan-pertanyaan tadi sudah dijawab semua, pertanyaan itu seputar lingkungan pondok, bagaimana keseharian dari pagi sampai pagi lagi. Kemudian pertanyaan dari pemeriksa hubungannya dengan almarhumah dan sebagainya. Dan itu sudah dijawab dengan lengkap kita tunggu hasil berikutnya," ucap Herman. 

Baca juga: Polisi Masih Selidiki Kasus Santriwati Dianiaya hingga Koma di Pesantren

Herman menegaskan, Ponpes Al-Aziziyah mendukung penuh proses hukum yang sedang berlangsung. 

"Yang ingin saya sampaikan hari ini bahwa pondok sangat mendukung penuh proses hukum ini untuk mengungkapkan sebab apa ini sakit dan meninggalnya NI," kata Herman. 

Pihak Pondok siap kooperatif dalam mengungkap kasus tersebut.

"Kita juga sudah sampaikan lisan kepada unit PPA, siapa lagi yang dibutuhkan kami akan hadirkan," kata Herman. 

Herman menegaskan, sejauh ini tidak pernah ada tindakan kekerasan di Ponpes Al-Aziziyah.

"Kalau misalnya ditanya, ada enggak hukuman kalau ada pelanggaran? Ada tetapi non fisik, mengaji, membersihkan toilet atau halaman misalnya, mengepel kamar misalnya, itu jenis sanksinya. Dan fisik itu tidak ada," kata Herman. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Suami Istri di Nunukan Diserang Pria Bertopeng, Satu Orang Tewas

Suami Istri di Nunukan Diserang Pria Bertopeng, Satu Orang Tewas

Regional
Duduk Perkara Asniati Pensiunan Guru TK di Jambi Diminta Kembalikan Gaji 2 Tahun, Sudah 31 Tahun Mengajar

Duduk Perkara Asniati Pensiunan Guru TK di Jambi Diminta Kembalikan Gaji 2 Tahun, Sudah 31 Tahun Mengajar

Regional
Geledah Rumah Anggota DPRD Lampung Tengah yang Tembak Warga, Polisi Temukan 4 Senpi Ilegal

Geledah Rumah Anggota DPRD Lampung Tengah yang Tembak Warga, Polisi Temukan 4 Senpi Ilegal

Regional
Tangis Haru, 29 Laskar Rempah Lanjutkan Pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah Menuju Lampung

Tangis Haru, 29 Laskar Rempah Lanjutkan Pelayaran Muhibah Budaya Jalur Rempah Menuju Lampung

Regional
Anggota DPRD Lampung Tengah Tembak Kepala Warga dalam Prosesi Pernikahan

Anggota DPRD Lampung Tengah Tembak Kepala Warga dalam Prosesi Pernikahan

Regional
Banjir Terjang Bone Bolango Gorontalo, Ratusan Warga Mengungsi

Banjir Terjang Bone Bolango Gorontalo, Ratusan Warga Mengungsi

Regional
Anggota DPRD Lampung Tengah yang Tembak Mati Warga Jadi Tersangka

Anggota DPRD Lampung Tengah yang Tembak Mati Warga Jadi Tersangka

Regional
Dua Orang Asing Curi Uang Milik Warga Gunungkidul Rp 1,2 Juta

Dua Orang Asing Curi Uang Milik Warga Gunungkidul Rp 1,2 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Viral di Medsos, Penerimaan Akpol di NTT yang Lulus Bukan Putra Daerah

Viral di Medsos, Penerimaan Akpol di NTT yang Lulus Bukan Putra Daerah

Regional
Kapal Bermuatan Pupuk Tabrakan dan Terjebak Pendangkalan di Bangka, 13 Awak Dievakuasi

Kapal Bermuatan Pupuk Tabrakan dan Terjebak Pendangkalan di Bangka, 13 Awak Dievakuasi

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Hujan Petir

Regional
Bocah 5 Tahun Tewas Saat Main di Kali Cikeas Bogor

Bocah 5 Tahun Tewas Saat Main di Kali Cikeas Bogor

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com