Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pilu Pemilik Pemandian Lembah Anai, Air Hitam Hancurkan Tempat Usaha Senilai Rp 2 Miliar

Kompas.com - 14/05/2024, 19:13 WIB
Perdana Putra,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

Perasaan takut bercampur sedih bercampur aduk. Takut karena air tambah tinggi dan menyeretnya dan anaknya yang sudah berada di atas bukit.

Lalu, sedih karena tempat usaha yang dirintisnya sejak 2000 itu hancur seketika oleh air bandang itu.

"Saya melihat air hitam deras yang disertai kayu-kayu besar menghantam tempat usaha saya," kata Kayo sambil menitikkan air mata.

Sebelum air menghantam tempat usahanya terdengar suara gemuruh air bercampur dengan suara beradunya batu-batu.

"Tak ada yang tersisa, kecuali motor yang saya selamatkan. Televisi, lemari yang berisikan uang sekitar Rp 25 juta hanyut dibawa air," kata Kayo.

Baca juga: Gemuruh Banjir Bandang Sumbar yang Menghanyutkan Rumah hingga Sekolah

Setelah air besar itu susut, kata Kayo, giliran badan jalan yang ambruk sehingga membuat dirinya tambah takut.

"Sekitar setengah jam dari air besar itu, giliran jalan yang ambruk. Berbunyi cukup keras. Saya takut nanti menjalar hingga ke tempat saya berdiri di atas bukit," kata ayah dua anak itu.

Menurut Kayo, setelah kejadian dirinya tidak bisa mengapa-apa. Tetap berada di atas bukit di depan tempat usahanya itu.

"Mau lari kemana? Kalau ke bawah air masih tinggi. Di bawah lokasinya memang lebih rendah. Kalau ke atas, jalan terban. Jadi ya terkepung di atas bukit saja," jelas Kayo.

Setelah air susut, Kayo kemudian baru turun dari atas bukit dan memeriksa tempat usahanya.

"Memang tidak ada yang tersisa. Semuanya hanyut. Tempat pemandian saya tidak ada lagi," kata Kayo.

Modal Rp 2 miliar

Kayo mengaku tempat pemandiannya itu dibuat tahun 2000. Saat itu masih kecil.

Namun dengan menabung dari hasil usahanya itu, Kayo kemudian secara bertahap mengembangkannya.

"Kalau saya total ada sekitar Rp 2 miliar modal saya membuat pemandian itu dari 24 tahun lalu hingga sekarang," ujar Kayo.

Baca juga: Bencana Banjir Lahar Sumbar, 14 Korban Belum Ditemukan

Kayo mengaku sejak satu tahun terakhir, pemasukan dari pemandiannya itu mencapai Rp 25 juta perbulan.

"Hasil itu belum termasuk dengan retribusi ke pemerintahan nagari atau desa," kata Kayo.

Menurut Kayo, sekarang dirinya tak lagi punya apa-apa karena habis dihanyutkan banjir bandang.

"Tabungan tak ada karena sudah habis untuk mengembangkan usaha. Baju semuanya hanyut. Sekarang saya berharap bantuan," kata pria berbadan gemuk itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

100 Hektar Lahan Bekas Tambang di Kutai Timur Bakal Ditanami Jagung

100 Hektar Lahan Bekas Tambang di Kutai Timur Bakal Ditanami Jagung

Regional
Hipnotis dan Gasak Uang Warga di Pemalang, Seorang WNA Diburu Imigrasi

Hipnotis dan Gasak Uang Warga di Pemalang, Seorang WNA Diburu Imigrasi

Regional
Sejumlah Nama Mundur dari Bursa Pilkada di PKB Brebes, Ini Alasannya

Sejumlah Nama Mundur dari Bursa Pilkada di PKB Brebes, Ini Alasannya

Regional
Saat Kabupaten Grobogan Pecahkan Rekor MURI, Panen Padi Pakai Ani-ani Terbanyak

Saat Kabupaten Grobogan Pecahkan Rekor MURI, Panen Padi Pakai Ani-ani Terbanyak

Regional
Puting Beliung Jebol 4 Rumah di Babel, Warga di Pesisir Diminta Waspada

Puting Beliung Jebol 4 Rumah di Babel, Warga di Pesisir Diminta Waspada

Regional
Takut Menanjak, Truk Terguling di Kawasan Wisata Danau Sipin Jambi

Takut Menanjak, Truk Terguling di Kawasan Wisata Danau Sipin Jambi

Regional
Talut Setinggi 10 Meter di Solo Longsor, Bapak dan Anak Tewas Tertimbun

Talut Setinggi 10 Meter di Solo Longsor, Bapak dan Anak Tewas Tertimbun

Regional
Mertua Perkosa Menantu yang Terbaring Sakit di Riau

Mertua Perkosa Menantu yang Terbaring Sakit di Riau

Regional
Anak Anggota DPRD Kupang Divonis 10 Tahun Penjara dalam Kasus Pembunuhan Waria

Anak Anggota DPRD Kupang Divonis 10 Tahun Penjara dalam Kasus Pembunuhan Waria

Regional
Danau Kaco di Jambi: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Cara Menuju

Danau Kaco di Jambi: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Cara Menuju

Regional
Warga Temukan Bayi Orangutan Tersesat di Kayong Utara, Alami Demam dan Dehidrasi

Warga Temukan Bayi Orangutan Tersesat di Kayong Utara, Alami Demam dan Dehidrasi

Regional
Hujan Deras 2 Jam, Alun-alun dan Perkantoran di Lingkungan Pemkab Lebak Kebanjiran

Hujan Deras 2 Jam, Alun-alun dan Perkantoran di Lingkungan Pemkab Lebak Kebanjiran

Regional
Nyamar Jadi Pembeli, Polisi Ungkap Peredaran 3 Kg Sabu di Tebing Tinggi

Nyamar Jadi Pembeli, Polisi Ungkap Peredaran 3 Kg Sabu di Tebing Tinggi

Regional
Terlambat Divaksin, 3 Warga Sumbawa NTB Meninggal Digigit Anjing Rabies

Terlambat Divaksin, 3 Warga Sumbawa NTB Meninggal Digigit Anjing Rabies

Regional
4 Saksi dari Ponpes Al-Aziziyah Lombok Barat Diperiksa Buntut Kematian Santriwati

4 Saksi dari Ponpes Al-Aziziyah Lombok Barat Diperiksa Buntut Kematian Santriwati

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com