Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Adi Ismanto Selamatkan Anggrek Langka, Diancam Dibunuh hingga Ditawari Uang Ratusan Juta Rupiah

Kompas.com - 16/08/2022, 11:38 WIB
Suwandi,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Diancam dan Dikriminalisasi

Setelah dibeli oleh pengusaha, langkah Adi untuk mengelola Pematang Damar semakin sulit. Dia tidak hanya berhadapan dengan pemerintah, pengusaha, dan warga yang pro perusahaan.

Adi memang diadang banyak orang dan banyak pihak. Tapi dia bergeming tak mundur barang selangkah pun. Terlanjur maju pantang surut ke belakang.

Baca juga: Polisi Buru Pemilik Gudang Minyak Ilegal yang Terbakar di Jambi

Ketika sedang panas-panasnya soal Pematang Damar, Adi sempat mendapatkan aksi kriminalisasi dari tiga kepala desa. Kemudian diancam rumahnya mau dibakar, dibunuh, dan diusir dari kampung.

"Banyak warga kampung yang bilang saya ini sudah gila. Tidak normal seperti masyarakat pada umumnya, cuma gara-gara mau menyelamatkan anggrek," kata dia menirukan suara-suara sumbang kala itu.

Upaya pembungkaman perusahaan kepada Adi tidak hanya dengan jalan kekerasan tetapi dengan cara-cara licik. Adi disogok uang ratusan juta oleh perusahaan.

Bahkan ia dijanjikan 20 hektar tanah, agar dia tidak bersuara lagi terkait Hutan Pematang Damar. Semuanya ditolak mentah-mentah.

Pusing bukan kepalang menghadapi Adi, akhirnya hutan Pematang Damar dibakar pada 2015. Kala itu, terjadi kabut asap yang berasal dari ratusan titik lahan terbakar di Jambi.

Adi menduga hutan sengaja dibakar atau karena kawasan hutan Pematang Damar yang merupakan hutan gambut, terbakar karena sudah dikeringkan dengan sistem kanalisasi.

Kembali ke rumah

Perjuangan Adi dan GMB pupus setelah Pematang Damar terbakar. Ada puluhan anggrek alam di sana mati. Pohon-pohon terpanggang menjadi abu.

Di tengah kebuntuan itu, Adi mendapatkan ilham, untuk menanam anggrek di belakang rumah. Kebun sawitnya seluas 3,5 hektar menjadi korban, karena disulap menjadi tempat konservasi anggrek.

"Ada 76 spesies dari 84 anggrek yang diselematkan, kini hidup di tempat konservasi, di tanah pribadi miliknya namun dikelola secara komunitas," kata dia. 

Sampai sekarang, sudah lebih dari 1.000 anggrek macan yang ditanam. Kata Adi fokusnya memang anggrek macan, karena teridentifikasi anggrek terbesar dan terberat di dunia.

"Anggrek terbesar dan terberat di dunia. Muarojambi inilah habitatnya. Selain candi terluas di Asia, juga ada anggrek. Itu alasannya kami pilih anggrek macan," kata pria 42 tahun ini.

Selain anggrek dia juga menanam pohon lokal seperti bungur, bengkal, labu kayu, putat, kayu aro nasi, kayu aro sudu, beringin, kemenyan putih, tampung, pulai, cupak, bedaro, tempunek dan kecapi. Total lebih dari 30 jenis kayu lokal yang ditanam.

Tempat konservasi di belakang rumah ini diberi nama Taman Sakat Lebung Panjang. Dalam bahasa lokal Muarojambi, sakat sama dengan anggrek.

Taman sakat ini, konsepnya menyediakan tempat bagi orang untuk berbagi kebaikan dengan menanam pohon anggrek dan menyemai bibit ikan lokal.

Dia menyakini, aktivitas berbagi kebaikan ini, akan terus tumbuh dan hidup. Ketika ia menanam pohon, buahnya akan dimakan burung. Saat itu, burung pun berdoa untuk keselamatan semua orang.

"Dengan mengalir tanpa hentinya kebaikan di Taman Sakat, membuat Adi bahagia. Ini adalah penebus dosa masa lalu. Kebaikan akan tumbuh dari segala penjuru," kata Adi dengan penuh harapan.

Bebas dari Intervensi Pemerintah

Setelah hutan Pematang Damar terbakar 2015, semua anggota GMB lesu karena hutan konservasi yang diimpikan hilang di depan mata.

Namun, anggrek yang sudah diselamatkan harus hidup. Maka dibangunlah taman sakat (kolam anggrek) pada Februari 2017 dengan dana pinjaman sebesar Rp 50 juta untuk menormalisasi sungai.

Kala itu ada 40 orang yang siap berjuang membangun Taman Sakat. Tapi karena beberapa hal, Adi tinggal sendirian. Satu persatu kawan pergi meninggalkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Regional
BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

Regional
Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Regional
2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

Regional
Aniaya 2 'Debt Collector', Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Aniaya 2 "Debt Collector", Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Regional
Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Kunci di Balik Kegigihaan Ernando Ari, Ada Doa Ibu yang Tak Pernah Padam

Regional
Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Karyawan Warung Bakso di Semarang Perkosa Rekan Kerjanya, Pelaku: Saya Nafsu

Regional
Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Cerita Pilu Kasus Adik Aniaya Kakak di Klaten, Ibu yang Sakit Stroke Tak Tahu Anaknya Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com