Diduga jaringan internasional
Dilihat dari kemasan, Herry menduga ada jaringan internasional yang terlibat. Sebab, bungkus hijau bertuliskan aksara China, mirip dengan tangkapan Badan Narkotika Nasional (BNN) beberapa waktu lalu.
”Makanya perlu diselidiki lebih jauh, kenapa mereka ambil sabu di Sebatik," ucap Herry.
Dalam catatan Polda Kaltim, tangkapan 25 kilogram sabu ini merupakan yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya pernah tujuh kilogram.
Jumlah pasokan yang masuk ke Kaltim sebanyak itu, kata Herry, sebagai bukti bahwa Kaltim dianggap sebagai pasar potensial peredaran narkoba karena jumlah penggunanya lumayan banyak.
Karena itu, untuk memutus rantai perlu keterlibatan semua pihak.
"Kami minta kepada masyarakat yang melihat ada pengguna atau peredaran segera melapor polisi," imbau Herry.
Baca juga: Gubernur Edy Rahmayadi Geser Kadis Kesehatan Sumut, Ada Apa?
Polisi telusuri otak kejahatan
Perihal penulusuran otak di balik tangkapan 25 kilogram sabu masih dalam penelusuran polisi.
Direktur Reserse Narkoba Polda Kaltim Komisaris Besar Rickynaldo Chairul mengaku sudah mengantongi beberapa nama yang diduga kuat terlibat.
"Kita masih lakukan pengembangan. Butuh waktu untuk mengamankan jaringan ini," ungkap dia.
Sementara, lima tersangka di tahan di Polda Kaltim, dijerat UU Nomor 35/2009 tentang Narkotika Pasal 114 dengan ancaman hukuman maksimal seumur hidup.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.