Tradisi Grebeg Maulud yang diadakan oleh Keraton Yogyakarta biasanya didatangi oleh orang banyak.
Di acara ini, masyarakat akan memperebutkan gunungan hasil bumi. Isian gunungan tersebut diyakini dapat membawa berkah.
Tradisi yang berlangsung sejak ratusan tahun ini terpaksa ditiadakan karena merebaknya virus corona di Indonesia.
Keraton Yogyakarta mengganti gunungan dengan pembagian rengginang kepada seluruh abdi dalem Keraton Yogyakarta sebagai bentuk sedekah raja kepada rakyatnya.
Rengginang adalah kue yang terbuat dari beras ketan.
Baca juga: Tak Ada Rebutan Gunungan dalam Grebeg Maulud Tahun ini, Diganti Pembagian Rengginang
Selain kepada abdi dalem di Keraton Yogyakarta, ubo rampe rengginang juga dibagikan kepada Kepatihan dan Puro Pakualaman.
“Persiapan seperti biasa sekitar tiga harian proses pembuatan rengginang, esensi rengginang itu sedekah raja kalau dulu gunungan ada macam-macam seperti hasil bumi, cuma ini dipilihkan rengginang karena sangat tradisional karena kalau tidak ada grebeg tidak ada yang buat. Kalau lainnya hasil bumi kan tetap ada khusus ini rengginang dengan pewarnaan itu yang kami pilih,” tutur Penghageng KHP Kridhomardowo Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Notonegoro, dilansir dari pemberitaan Kompas.com, Kamis (29/10/2020).
Acara ini yang berlangsung pada Kamis ini berlangsung tertutup dan tidak menyertakan masyarakat umum.
Selain bagi-bagi rengginang, Grebeg Maulud di masa pandemi ini juga punya format beda, yakni ditiadakannya udik-udik dari raja Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Baca juga: Gara-gara Video 35 Detik, Isma Mendekam di Penjara bersama Bayinya
Dalam prosesi udik-udik, Sultan akan menyebar uang koin kepada masyarakat.
Di konsep pandemi, prosesi itu diganti dengan membagikan uang koin satu per satu kepada setiap abdi dalem.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Semarang, Riska Farasonalia; Kontributor Magetan, Sukoco; Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty, Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo | Editor: Dony Aprian, Robertus Belarminus, Dheri Agriesta, Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.