Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mas kalau Dikasih 1 Kilo Virus Mungkin Tidak Apa, tapi Kasihan Orang yang Sepuh"

Kompas.com - 03/12/2020, 10:22 WIB
Pythag Kurniati

Editor

Mengaku khilaf

Aliv pun mengakui dirinya telah membuat unggahan tersebut.

Ia meminta maaf dan menyadari kekeliruannya.

"Saya menyadari bahwa sikap saya salah kemarin. Saya termakan isu jika penyakit itu setting-an," tutur Aliv.

Ia menyatakan khilaf dan hanya emosi sesaat ketika membuat unggahan itu.

Bupati minta masyarakat bekerja sama memberantas Covid-19.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Husein mengajak masyarakat menegakkan protokol kesehatan.

Lebih-lebih saat ini Banyumas kembali memasuki zona merah dengan peningkatan kasus Covid-19.

Husein berharap, masyarakat membantu usaha keras pemerintah untuk menanggulangi penyebaran Covid-19.

Baca juga: Banyumas Zona Merah, Tak Ada Pesta Kembang Api pada Malam Tahun Baru

Banyumas zona merah

Ilustrasi corona virus (Covid-19)shutterstock Ilustrasi corona virus (Covid-19)
Untuk diketahui, Banyumas menjadi salah satu daerah yang kini berzona merah setelah sebelumnya menyandang zona oranye.

Peningkatan status tersebut membuat Pemkab memfokuskan perlindungan pada masyarakatnya, terutama bagi yang memiliki penyakit komorbid.

Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono sampai mengimbau masyarakat supaya tidak mengadakan pesta kembang api.

"Natal dan tahun baru imbauan tidak ada kerumunan. Tapi saya tidak tahu nanti setelah tanggal 10 Desember sudah aman lagi, mungkin diizinkan," kata Sadewo di Pendapa Sipanji Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (2/12/2020).

Menurutnya, kasus Covid-19 saat ini sudah lebih parah dibandingkan sebelumnya.

Bahkan, prediksi puncak corona pada September 2020 pun meleset.

"Kalau melihat kondisi sekarang lebih parah dibanding saat awal-awal dulu. Prediksi puncak kasus Covid-19 dulu dari para ahli kan September, Oktober mulai mereda," ujar Sadewo.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Banyumas, Fadlan Mukhtar Zain | Editor : Dony Aprian, Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com