Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Telantarkan Ibu Hamil hingga Meninggal, Direktur RSUD Bulukumba Diperiksa Polisi

Kompas.com - 16/09/2020, 13:47 WIB
Kontributor Bulukumba, Nurwahidah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

Keluarga yang mendampingi Rasti di rumah sakit sejak Kamis (6/8/2020) malam sudah menanyakan keberadaan dokter yang bertugas.

Namun, pertanyaan dari keluarga Rasti tidak direspons.

"Saat itu hanya ada bidan dan perawat. Mereka pun tidak bisa melakukan tindakan. Bahkan, mereka tidak mendampingi Rasti sampai pagi," kata Ishak saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (12/8/2020).

Menurut Ishak, anaknya dibawa ke RSUD Bulukumba atas rujukan dari klinik karena harus menjalani operasi caesar.

Baca juga: Wanita Hamil Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Rumahnya

Namun, di rumah sakit Rasti malah diinduksi atau diberikan obat perangsang untuk kelahiran dan persalinan.

Setelah semalaman tidak mendapat penanganan, disebut Ishak, dokter baru datang pada Jumat (7/8/2020) pagi, sekitar pukul 09.30 Wita.

Hanya saja, tidak ada tindakan yang diambil dokter terhadap Rasti.

Sekitar pukul 10.15 Wita, Rasti dinyatakan meninggal dunia, tetapi janinnya masih hidup.

Karena tidak ada tindakan yang diambil dokter untuk menyelamatkan, Ishak menyebutkan, janin dalam kandungan Rasti ikut meninggal.

Kecewa dengan RSUD Bulukumba yang dianggap menelantarkan anaknya, Ishak berencana melapor kejadian itu ke polisi.

Kepala Satuan Medik Fungsional (SMF) Obstetri dan Ginekologi RSUD Bulukumba dr Rizal Ridwan Dappi mengatakan, Rasti datang ke rumah sakit dengan keadaan masih dalam ambang batas normal.

"Tanda–tanda vital dalam batas normal, denyut jantung bayi normal. Dengan kondisi tersebut, diambil keputusan untuk observasi diharapkan dapat melahirkan normal," kata Rizal saat dihubungi terpisah.

Baca juga: Ibu di Jepara Melahirkan di Puskesmas Tanpa Bantuan Petugas Medis

Menurut Rizal, induksi untuk merangsang persalinan secara normal sudah disetujui keluarga pasien itu.

Pada sekitar pukul 09.30 Wita, Rasti syok sehingga dilakukan segera tindakan penyelamatan pasien manajemen jalan napas, bantuan sirkulasi, RJP (resusitasi jantung paru), dan tindakan medis lainnya.

Namun, pada pukul 10.15 Wita, Rasti meninggal dunia.

"Berdasarkan kriteria klinis, penyebab kematian Andi Rasti disebabkan oleh emboli air ketuban. Emboli air ketuban adalah kondisi ketika air ketuban masuk dan bercampur ke dalam sistem peredaran darah menuju ke jantung," tuturnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com