Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Telantarkan Ibu Hamil hingga Meninggal, Direktur RSUD Bulukumba Diperiksa Polisi

Kompas.com - 16/09/2020, 13:47 WIB
Kontributor Bulukumba, Nurwahidah,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

BULUKUMBA, KOMPAS.com- Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba, H Abdur Rajab, memenuhi panggilan sebagai saksi atas dugaan penelantaran seorang ibu dan anaknya hingga meninggal dunia.

Pemeriksaan itu berlangsung di Ruangan Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Reskrim Polres Bulukumba, Sulawesi Selatan. Selasa (15/9/2020).

Kanit Tipidter Satreskrim Polres Bulukumba Aipda Ahmada Fatir mengatakan, Abdur Rajab telah diperiksa dengan melayangkan 24 pertanyaan.

"Pemeriksaan berjalan dengan lancar dan telah melakukan klarifikasi kepada Direktur, terkait bagaimana pelayanan rumah sakit, apakah sesuai dengan SOP atau tidak," kata Ahmad saat ditemui Kompas.com, Selasa.

Baca juga: Diduga Ditelantarkan, Ibu Hamil yang Hendak Bersalin Meninggal di RSUD Bulukumba

Selain memeriksa Rajab, pihaknya juga akan memanggil bidan dan dua orang dokter jaga di Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Bulukumba.

"Jadi dalam waktu dekat ini akan panggil bidan dan dua dokter mereka adalah dr Rk dan dr As. Nantinya dimintai keterangan bagaimana ketika pasien masuk di UGD," tuturnya.

Setelah bidan dan dokter diperiksa, polisi juga akan memanggil Kepala Satuan Medik Fungsional (SMF) Obstetri dan Ginekologi RSUD Bulukumba dr Rizal Ridwan Dappi.

Pengacara Rajab, Hendra Wahyudi, mengatakan, kliennya ditanya polisi soal prosedur pelayanan pasien di RSUD Bulukumba.

Sebelumnya diberitakan, Andi Rasti, warga Kelurahan Ela-Ela, Kecamatan Ujung Bulu, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, meninggal dunia bersama bayinya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi Sulthan Daeng Radja Bulukumba, Jumat (7/8/2020).

Baca juga: Hasil Rapid Test, Bayi yang Ditelantarkan oleh Ibunya di Palmerah Reaktif

Andi Haris Ishak, ayah Rasti, mengatakan selama berada di ruang bersalin rumah sakit anaknya tidak mendapat penanganan dokter. Padahal, Rasti sudah mengeluh kesakitan.

Keluarga yang mendampingi Rasti di rumah sakit sejak Kamis (6/8/2020) malam sudah menanyakan keberadaan dokter yang bertugas.

Namun, pertanyaan dari keluarga Rasti tidak direspons.

"Saat itu hanya ada bidan dan perawat. Mereka pun tidak bisa melakukan tindakan. Bahkan, mereka tidak mendampingi Rasti sampai pagi," kata Ishak saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (12/8/2020).

Menurut Ishak, anaknya dibawa ke RSUD Bulukumba atas rujukan dari klinik karena harus menjalani operasi caesar.

Baca juga: Wanita Hamil Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Rumahnya

Namun, di rumah sakit Rasti malah diinduksi atau diberikan obat perangsang untuk kelahiran dan persalinan.

Setelah semalaman tidak mendapat penanganan, disebut Ishak, dokter baru datang pada Jumat (7/8/2020) pagi, sekitar pukul 09.30 Wita.

Hanya saja, tidak ada tindakan yang diambil dokter terhadap Rasti.

Sekitar pukul 10.15 Wita, Rasti dinyatakan meninggal dunia, tetapi janinnya masih hidup.

Karena tidak ada tindakan yang diambil dokter untuk menyelamatkan, Ishak menyebutkan, janin dalam kandungan Rasti ikut meninggal.

Kecewa dengan RSUD Bulukumba yang dianggap menelantarkan anaknya, Ishak berencana melapor kejadian itu ke polisi.

Kepala Satuan Medik Fungsional (SMF) Obstetri dan Ginekologi RSUD Bulukumba dr Rizal Ridwan Dappi mengatakan, Rasti datang ke rumah sakit dengan keadaan masih dalam ambang batas normal.

"Tanda–tanda vital dalam batas normal, denyut jantung bayi normal. Dengan kondisi tersebut, diambil keputusan untuk observasi diharapkan dapat melahirkan normal," kata Rizal saat dihubungi terpisah.

Baca juga: Ibu di Jepara Melahirkan di Puskesmas Tanpa Bantuan Petugas Medis

Menurut Rizal, induksi untuk merangsang persalinan secara normal sudah disetujui keluarga pasien itu.

Pada sekitar pukul 09.30 Wita, Rasti syok sehingga dilakukan segera tindakan penyelamatan pasien manajemen jalan napas, bantuan sirkulasi, RJP (resusitasi jantung paru), dan tindakan medis lainnya.

Namun, pada pukul 10.15 Wita, Rasti meninggal dunia.

"Berdasarkan kriteria klinis, penyebab kematian Andi Rasti disebabkan oleh emboli air ketuban. Emboli air ketuban adalah kondisi ketika air ketuban masuk dan bercampur ke dalam sistem peredaran darah menuju ke jantung," tuturnya.

Kondisi janin pada saat ibu dinyatakan meninggal hanya satu kali denyutan jantung janin per menit.

"Selanjutnya dokter memberikan penjelasan kepada suami Rasti bahwasanya dengan melakukan tindakan operasi saat itu pun sangat kecil kemungkinannya menyelamatkan janinnya," ungkapnya.

Baca juga: Diduga Lakukan Penganiayaan di Ruang Rapat, Anggota DPRD Bulukumba Dilaporkan ke Polisi

Sementara Direktur RSUD Bulukumba Andi Sulthan Daeng Radja, H Abdur Rajab, membenarkan hal tersebut.

Pihak rumah sakit siap memfasilitasi pihak keluarga Rasti bila ingin bertemu langsung dengan dokter yang menangani pasien tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com