Ketua PMKRI Ruteng Hendrikus Mandela mengatakan, mereka menggelar aksi tepat saat kunjungan kerja Viktor guna menuntut dan menagih janji politik Viktor, yakni tidak akan ada lagi tambang di provinsi NTT.
Hendrikus mengatakan, saat ini, Viktor mengingkari janji politiknya dengan rencana akan membuka tambang dan pabrik semen di Kabupaten Manggarai Timur.
Hendrikus menegaskan, Gubernur Viktor pernah menyatakan bahwa ada beberapa sektor yang layak dikembangkan di Provinsi NTT, seperti pertanian, pariwisata, peternakan, dan lain sebagainya, bukan pertambangan.
"Kenyataan hari ini lain. Karena itu kami mau bertemu dan berdialog dengan Gubernur Laiskodat. Sayangnya, gubernur tidak mau bertemu. Padahal ini adalah niat mulia kami," ujar Hendrikus dalam rilis tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu malam.
Hal senada juga disampaikan Ketua GMNI Cabang Manggarai, Rikardus Joman.
Para demonstran menggelar aksi untuk mengingatkan kembali janji politik Gubernur Viktor yang akan melakukan moratorium tambang di NTT.
Anehnya, saat ini, Gubernur malah memberi karpet merah terhadap perusahan tambang.
"Kami mendesak Gubernur Laiskodat untuk tidak menerbitkan izin tambang batu gamping dan pabrik semen di Manggarai Timur," kata Rikardus.
Ketua Aliansi Gerakan Pemuda Reo Tolak Tambang, Yohanes Febrino Maot menegaskan, pihaknya menolak tambang dan pabrik semen di Lingko Lolok dan Luwuk karena ingin mempertahankan kelestarian lingkungan.
"Kami membela rakyat Luwuk dan Lingko Lolok yang terhimpit persoalan hukum dan legalitas investor di atas tanah mereka," tegas Yohanes.