Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simalakama Petani Indonesia: Sulit Akses Modal, Fintech Jadi Alternatif Pembiayaan (2)

Kompas.com - 31/01/2020, 13:52 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

 

Fleksibilitas pembiayaan dari fintech

Hal serupa disampaikan Dani Ramdani (40), petani tomat di Pangalengan, Kabupaten Bandung. Ia menilai fintech bisa dijadikan alternatif pembiayaan.

“Kelompok tani saya bekerja sama dalam budi daya tomat, lemon, dan cabai rawit. Untuk tomat, kontraknya 8 bulan,” tutur Dani.

Saat ini, ia menggarap 25.000 pohon tomat yang ditargetkan mendapat 10,5 ton atau 1,6 kg tomat grade A per pohon dengan harga Rp 4.000 per kg atau sesuai HPP.

“Biasanya satu pohon dapat 2 kg. Jadi nanti sisa panennya, diserahkan kepada petani. Petani juga dibebaskan menanam tumpang sari. Hasilnya menjadi milik petani,” kata Dani.

Dani melihat, selain petani, investor juga diuntungkan. Sebab sejak awal investor mendapat 1,5 persen per bulan dari nilai RAB.

Misal, nilai RAB tomat Rp 120 juta untuk 8 bulan. Jadi, TF sudah memotong 1,5 persen per bulan untuk investor.

“Nanti pencairannya tidak sekaligus. Ada laporan pengeluaran dan pengajuan. Asal kita tahu jadwal, maka uang akan cair tepat waktu,” imbuhnya.

Baca juga: Petani Ngawi Gelar Sayembara Berburu Tikus, 1 Ekor Dihargai Rp 2.000

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com