Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Ngawi Gelar Sayembara Berburu Tikus, 1 Ekor Dihargai Rp 2.000

Kompas.com - 18/01/2020, 11:30 WIB
Sukoco,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

NGAWI, KOMPAS.com - Kewalahan menghadapi hama tikus yang merusak padi yang baru ditanam, petani di Desa Baderan Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur akhirnya menggelar sayembara menangkap tikus.

Para petani membanderol satu ekor tikus seharga Rp 2.000. 

Sekretaris Kelompok Tani Desa Baderan Bisri Ansori mengatakan, kelompok tani di desanya menyediakan anggaran hingga Rp 6 juta untuk diberikan kepada warga yang berhasil mendapatkan tikus.

“Kalau tidak begitu warga tidak semangat. Sebulan sudah Rp 4 juta kita keluakan uangnya,” ujar Bistri melalui sambungan telepon, Sabtu (18/1/2020).

Baca juga: Ada Jasa Pemburu Tikus di Jombang, Ini Tarifnya

Bisri menambahkan, sejak sayembara dimulai, serangan tikus pada tanaman padi sedikit berkurang.

Satu hari kelompok tani Bisri bisa mendapatkan 2.000 ekor tikus dengan cara digropyok.

“Setelah dipupuk tikus mulai menyerang, dipotong sampai bawah. Bisa 200 satu hari, kemarin masih 100," ujar Basri.

Sayangnya, kelompok tani di desanya hanya memiliki dua peralatan untuk berburu tikus.

Bisri berharap Pemda Ngawi memberikan bantuan peralatan berburu tikus agar hama tersebut bisa ditekan.

Baca juga: Alasan Petani Jombang Hargai Seekor Tikus Rp 1.000

 

Petani di desanya resah karena biasanya serangan tikus paling parah terjadai saat padi berusai dua bulan atau pada saat padi mulai berisi. 

"Waktu bunting itu malah bahaya, Sudah bunting dimakan tikus sudah harapan tidak panen,” kata Basri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com