Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simalakama Petani Indonesia: Sulit Akses Modal, Fintech Jadi Alternatif Pembiayaan (2)

Kompas.com - 31/01/2020, 13:52 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

 

Cakupan pembiayaan fintech masih terbatas

Meski bisa menjadi alternatif, pertumbuhan fintech di bidang pertanian masih minim.

Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) dan INDEF mencatat, nilai pinjaman fintech per Juni 2019 berdasarkan data OJK mencapai Rp 44,8 triliun, meningkat 97,6 persen dalam satu tahun terakhir.

Sementara jumlah transaksi peminjam (borrower) menembus 9,7 juta akun di periode yang sama. Penyaluran dana fintech dan investasi menyumbang output nasional sebesar Rp 60 triliun ayau naik 130 persen di 2019.

Dari jumlah itu, kontribusi terbesar terjadi pada jasa lembaha keuangan sebesat 68 persen. Sedangkan pertanian, kehutanan, dan perikanan tumbuh 0,004 persen.

Begitupun dalam penambahan tenaga kerja, naik 1.613 atau 0,04 persen. Meski kecil, pada msayarakat desa, golongan tenaga kerja yang memiliki manfaat besar akibat adanya fintech adalah petani dan pengusaha usaha penunjang pertanian. Artinya, fintech lebih banyak bergerak di perkotaan.

Dalam hal pertumbuhan pendapatan, kenaikan lebih banyak dinikmati rumah tangga perkotaan dari berbagai kalangan dan rumah tangga pengusaha pertanian dibanding rumah tangga pedesaan.

Penambahan pendapatan buruh tani naik Rp 2,287 miliar atau 1,29 persen dari Rp 176,756 miliar. Sedangkan pengusaha pertanian naik Rp 9,767 miliar atau 1,34 persen dari pendapatan awal Rp 731,562 miliar.

Baca juga: Milenial Enggan Jadi Petani? ini Kata TaniHub

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com