Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simalakama Petani Indonesia: Sulit Akses Modal, Fintech Jadi Alternatif Pembiayaan (2)

Kompas.com - 31/01/2020, 13:52 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

 

Fintech TaniFund

Business Administration Lead TaniFund (TF), Lutfia Aisya mengatakan, perusahaannya menyalurkan dana lender untuk dua tipe proyek, yaitu program budidaya dan pembiayaan transaksi penjualan hasil tani.

“Berbeda dengan fintech lainnya, petani tidak mengembalikan pinjaman dalam bentuk uang, melainkan panen, yang kemudian diserap TaniHub. Artinya, setelah petani mendapatkan akses pendanaan melalui TF, mereka mendapatkan akses ke pasar lewat TH,” tutur Lutfia.

Dari awal berdiri tahun 2017 hingga 2019, jumlah mitra petani yang bekerjasama mencapai 1.039 ketua kelompok tani.

Adapun total pinjaman tersalurkan pada 2017-2019 mencapai Rp 88,94 miliar dengan rata-rata nilai pembiayaan per proyek Rp 650 juta.

“Mitra kami masih terbatas di pulau Jawa dan didominasi Jawa Barat 41 persen, Jawa Timur 35 persen, Yogyakarta 13 persen. Kami tentunya akan mempeluas cakupan,” katanya.

Lutfia menambahkan, kredit bermasalah (NPL) di TF masih nol persen. Jika terjadi gagal panen karena force majeure atau sebab lainnya, TF mengembalikan seluruh pokok dana kepada investor/lender.

Untuk menjaga NPL 0 persen, pihaknya menyeleksi ketat calon peminjam. Misal, konsistensi mitra TF bertransaksi dengan TF, tepat waktu dalam menyuplai panen dan cukup rendah dalam tingkat tolakan.

Baca juga: Tani Centre IPB Diharapkan Jadi Gerbong Teknologi Pertanian

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com