Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Relawan Jelajahi Gua Vertikal untuk Cari Air Bersih: Puluhan Tahun Akhirnya Kami Tidak Kekeringan Lagi

Kompas.com - 18/10/2019, 06:36 WIB
Rachmawati

Editor

Wiyanto bercerita bahwa rekannya memiliki peta sebaran gua di wilayah Paranggupito, Kemungkinan besar gua tersebut memiliki sumber mata air.

"Masyarakat memberikan informasi ada banyak gua lalu dikonversi dengan peta sebaran gua yang kita punya. Akhirnya kita mengerucut pada satu Gua Jomblang di Dusun Ngejring," kata Wiyanto.

Menurutnya, untuk mengetahui cara apakah gua tersebut memiliki air, satu-satunya jalan hanyalah dengan turun.

Selama ini masyarakat hanya menduga-duga bahwa gua tersebut memiliki sumber air. Hal tersebut dilihat dari lingkungan sekitar gua yang lembab dan pohonnya lebih hijau dibandingkan wilayah lainnya.

Baca juga: Kisah Sunar, Kemudikan Truk Ratusan Kilometer untuk Antar Air Bersih ke Warga Terdampak Kekeringan

Tim tekhnis kemudian turun ke dalam gua untuk mengetahui kondisi gua yang ternyata memiliki kedalaman 180 meter .

"Awalnya juntaian tali 110 meter lalu ditambah 70 meter. Jadi gua vertikal itu memiliki kedalaman 180 meter," jelasnya.

Saat sudah turun ke dalam gua veritikal, tim hampir saja menyerah karena tertutup dinding. Mereka kemudian membersihkan sampah di atasnya dan menemukan sebuah lubang kecil.

Baca juga: Perjuangan Warga Saat Kekeringan, Lewati Bukit, Ambil Air yang Mengalir di Bebatuan

Sedikit demi sedikit mereka menggali lubang tersebut hingga selebar ukuran tubuh manusia

Mereka kemudian turun lagi hingga menemukan aliran air di bawah perut bumi.

"Jadi bukan hanya lagi genangan, tapi ini aliran air. Setelah ditelusuri lagi, tim menemukan sumber mata air dengan besar tampungan panjang 8 meter danlebar 1,5 meter dengan kedalaman 1 meter. ALhamdulilah kita bisa menemukan aliran air itu," jelasnya.

Baca juga: Atasi Kekeringan dan Banjir, Pemkot Semarang Akan Bangun Embung di GunungPati

 

Gandeng tim ahli

Namun air tersebut tidak serta merta bisa alirkan untuk dikonsumsi oleh warga.

Tim tanggap darurat kemudian mengajak ahli untuk merekayasa konstruksi dalam untuk pemompaan air dan pemipaan air dalam gua agar bisa mengalir keluar.

Selain itu, mereka juga mengambil sampel air untuk uji kelayakan konsumsi.

"Alhamdulilah airnya layak konsumsi dengan PH 7 koma sekian. Konstruksi dalam juga dipetakan oleh ahli," jelas Wiyanto.

Mereka kemudian mulai proses eksplorasi untuk menaikkan air dari dalam perut bumi pada Jumat (4/10/2019) pagi.

Baca juga: Kekeringan Semakin Meluas Pemerintah Gorontalo Tetapkan Status Darurat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com