YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Penyaluran bantuan air bersih ke masyarakat terdampak kekeringan di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, mulai terkendala beberapa sumber air bersih yang debitnya mulai berkurang.
"Sejumlah sumber air yang biasa diambil oleh tangki kami debitnya sudah menurun. Kabarnya sumber air yang berada di Karangmojo sudah tidak diperbolehkan diambil airnya karena debit sudah sangat menurun dibanding dengan beberapa bulan lalu," ucap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Edy Basuki, di kantornya, Senin, (1/10/2019).
Baca juga: Air Bersih Tiba-tiba Muncul dari Lahan Gersang, Pemkab Gunungkidul Kirim Ahli
Edy mengatakan, kemarau tahun ini lebih panjang dibanding tahun lalu. Tahun ini sudah lebih dari lima bulan tidak turun hujan.
Pada Oktober 2018, sumber air masih bisa diambil dengan lancar. Seperti di sumber air Ngembel, Karangmojo dan juga Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri.
Namun, Oktober tahun ini sumber air sudah semakin surut. Bahkan harus antre ketika mengambil air.
Dampaknya, bantuan droping air bersih ke wilayah kekeringan mengalami keterlambatan.
Untuk mencari sumber air, selama ini memang tak hanya mengandalkan dari wilayah Gunungkidul saja, tapi juga di beberapa daerah perbatasan yang melimpah airnya dimaksimalkan.
Seperti daerah Rongkop dan Girisubo mengambil air bersih dari Pracimantoro, Wonogiri.
"Untuk Kecamatan Gedangsari dan Patuk, biasanya kami mengambil air di Kecamatan Piyungan (Bantul). Sementara di Kecamatan Purwosari, terdekat sumber airnya dari Parangtritis (Bantul)," kata dia.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.