Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Relawan Jelajahi Gua Vertikal untuk Cari Air Bersih: Puluhan Tahun Akhirnya Kami Tidak Kekeringan Lagi

Kompas.com - 18/10/2019, 06:36 WIB
Rachmawati

Editor

Mereka mengawalinya dengan memasang lintasan untuk turun ke dalam gua.

Kemudian warga dan tim mulai menurunkan pipa dan bak air pada Sabtu (5/10/2019).

"Setelah beberapa kali uji coba, akhirnya Senin shubuh air keluar dari mulut goa. Yang kita rasakan euforia luar biasa. Hampir 3 hari 3 malam tim ada di dalam gua. Menangis semua. Yang ada hanya rasa syukur," kata Wiyanto.

Baca juga: Kekeringan Semakin Parah, Warga Bangun Tandon Kolam Terpal

 

Kawasan karst

Salah satu keistimewaan gugus karst, menurut Wiyanto adalah banyak gua, baik gua vertikal ataupun horisontal.

Khusus untuk wilayah Paranggupito yang masuk wilayah karts Gunung Seribu, kebanyakan memiliki gua vertikal dan dalam.

Untuk menaikkan air bersih dari perut bumi, Yudi mengatakan tim tanggap darurat melibatkan warga sekitar.

Baca juga: Dilanda Kekeringan Ekstrem, 2 Juta Liter Air Bersih Disalurkan ke Sejumlah Desa di Kulon Progo

"Ada tiga kali tahapan. Yang pertama survei, lalu tim tekhnis datang, dan terakhir tim pemasangan pompa. Sementara air masih ditampung menggunakan tandon air sehingga sudah bisa dimanfaatkan oleh warga," jelasnya.

Sementara itu Wiyanto menjelaskan biaya semua proses hingga air bisa keluar menggunakan dana swadaya dari tim, donatur pribadi, dan masyarakat.

Hingga air keluar dari mulut gua, diperkirakan telah menghabiskan anggaran sebesar Rp 25 juta.

Baca juga: Gorontalo Alami Kekeringan Gubernur Minta Cadangan Beras Didistribusikan

Warga Desa Desa Gendayakan, Kecamatan Paranggupito, Wonogiri bergembira saat air di perut bumi berhasil diangkat pada Senin (7/10/2010) shubuh sekitar pukul 04.00 WIB.Dok Tim Tanggap Darurat Bencana Kekeringan Paranggupito Warga Desa Desa Gendayakan, Kecamatan Paranggupito, Wonogiri bergembira saat air di perut bumi berhasil diangkat pada Senin (7/10/2010) shubuh sekitar pukul 04.00 WIB.

Ia memperkirakan butuh dana sekitar Rp 80 kita untuk pembangunan infrastruktur seperti bak water treatment dan bak untuk distribusi air serta pemipaan.

"Warga sudah banyak yang datang untuk ambil air ke lokasi mulut gua," jelasnya.

Tim berencana untuk mengalirkan air keempat wilayah dusun yang ada di desa tersebut yang jaraknya sekitar 3 kilometer dari sumber air. Namun dibutuhkan biaya sekitar Rp 350 juta.

"Itu hanya untuk pengadaan pipa. Belum anggaran operasional pengerjaan. Tapi kami akan tetap melakukan ikhtiar," pungkasnya.

Baca juga: Kekeringan 5 Bulan, Puluhan Warga Dusun Ini Bolak-balik Ambil Air dari Satu Sumur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com