Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Beli Lahan Sekolah yang Bersengketa, Ratusan Siswa SD Minta Sumbangan di Jalan

Kompas.com - 23/08/2019, 18:07 WIB
Firmansyah,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

"Ketika diajukan angka itu, mereka keberatan dan sepakat dibentuk tim auditor independen," jelas Jecky.

Hasil audit tim independen ini dengan mengacu berbagai pertimbangan, pada bulan Desember 2018 diputuskan harga ganti rugi lahan sebesar Rp 3,5 miliar.

Pemerintah Kota Bengkulu berjanji akan membayar dengan mencicil, dan dianggarkan dalam APBD tahun 2019 sebesar Rp 1 miliar untuk tahap awal.

Menurut Jecky, saat akan diproses secara administrasi, Pemkot Bengkulu meminta untuk diserahkan sertifikat lahan tersebut dengan alasan untuk kelengkapan administrasi.

Mereka menolak, sebab tidak ada jaminan jika sertifikat diserahkan, maka uang akan mereka terima dengan baik.

Baca juga: Pecahkan Rekor Muri, 3.210 Siswa SD Makan Es Krim dari Ubi Jalar

Pemerintah Kota Bengkulu melalui dinas pendidikan dan kebudayaan memindahkan siswa ke sekolah sementara di SDN 51 dan SDN 59 berjarak sekitar 2 kilometer dari SDN 62.

Siswa SDN 62 belajar siang hari pukul 13.00 WIB.

Murid lalu disediakan kendaraan bus sekolah untuk mengantarkan mereka dari SDN 62 ke sekolah sementara tersebut. Tetapi dalam tiga hari ke belakang, bus tersebut tidak lagi melayani mereka dengan beragam alasan.

Iskandar (50) salah seorang wali murid mengatakan, informasi yang mereka terima, bakal ada pungutan untuk membiayai operasional bus sekolah tersebut. Mereka keberatan

dan meminta anak mereka dikembalikan saja ke lokasi sekolah yang lama.

"Selesaikan saja masalah ini, jangan mental anak-anak kami dikorbankan," ujar Iskandar.

Mengirimkan surat ke Presiden

Selain meminta sumbangan, di jalanan, para siswa juga menuliskan surat dan melukis. Lukisan dan surat itu ditujukan pada Presiden Joko Widodo agar turun tangan membantu.

Mereka berharap presiden ikut menyelesaikan polemik lahan sekolah yang berkepanjangan tersebut. Surat-surat siswa yang ditulis tangan itu diunggah melalui media sosial.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com