KOMPAS.com - Sri Rizki Malau, perempuan berusia 27 tahun yang berperofesi sebagai dokter ikut sibuk saat kebakaran gambut terjadi di Desa Kertajaya, Kecamatan Kempas, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau,
Asap pekat dengan aroma menyengat menyelimuti hamparan gambut yang terbakar. Sementara itu, puluhan personel gabungan satuan tugas kebakaran hutan dan lahan hilir berpacu melawan angin yang berembus cepat.
Mesin meraung-raung menyedot air, namun, asap tak kalah menantang, menyeruak hidung merongrong tenggorokan.
Sepekan sudah gambut di Desa Kertajaya, Kecamatan Kempas, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, berlangsung. Meski kepala dan ekor api berhasil dijinakkan, namun bara api gambut belum sepenuhnya padam.
Baca juga: Ditangkap karena Bakar Lahan, Warga Kubu Raya Terancam 10 Tahun Penjara
Gambut masih saja menyisakan asap, yang berarti api masih bertahan dan sewaktu-waktu kembali membara.
Masyarakat menyebut kebakaran di Kertajaya mencapai dua hektare. Meski tak seluas hamparan yang terbakar di belahan Bumi Melayu lainnya, upaya penanggulangan mutlak dilakukan.
Di balik kumpulan para pendekar api itu, Rizki yang berpakaian putih menggunakan masker hidung dan topi koboi terlihat memeriksa beberap pasien.
Dia tampak sibuk memeriksa kesehatan para pendekar api yang mayoritas mengalami gangguan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) akibat berhari-hari bertahan di tengah kepulan asap.
"Mayoritas mereka mengeluhkan ISPA karena kan sudah berhari-hari di sini," kata dokter Sri Rizki Malau.
Baca juga: Kodim Pontianak Tangkap Satu Pelaku Pembakar Lahan
Perempuan berusia 27 tahun tersebut telah berada di lokasi pemadaman sejak akhir pekan lalu. Tenda sederhana lengkap dengan peralatan medis mulai dari tabung oksigen hingga obat dan vitamin menjadi senjata andalannya.
Jarak tenda dan titik api tak lebih dari satu kilometer, sehingga asap dan debu masih bisa dirasakan oleh Rizki.
Meski awalnya sempat terkejut dengan penugasan itu, namun Riszki menyadari banyak penakluk api dan warga yang membutuhkan tenaganya.
Selain petugas, selama di posko darurat medis yang didirikan PT Sumatera Riang Lestari itu, cukup banyak masyarakat yang terdampak asap yang memeriksakan diri.
"Saya lebih mikirin masyarakat dan petugas yang berjuang melawan api di sini," ujarnya.
Baca juga: Ditangkap karena Bakar Lahan, Warga Kubu Raya Terancam 10 Tahun Penjara
Gadis kelahiran Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, itu mengatakan kekurangan kadar oksigen dalam darah menjadi salah satu dampak buruk yang ditimbulkan asap kebakaran hutan dan lahan.