Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS DAERAH

Langkah Pemprov Sumsel Tekan Jumlah Titik Panas Karhutla Dipuji BMKG

Kompas.com - 14/10/2023, 14:21 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Upaya Pemerintah Provinsi (Pemrov) Sumatera Selatan (Sumsel) untuk menekan jumlah pertumbuhan titik panas (hotspot) mendapat apresiasi tinggi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel.

Koordinator BMKG Sumsel Wayan Dayantolis menilai upaya yang dilakukan bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan pemangku kepentingan (stakeholder)  berhasil lantaran mampu menekan jumlah pertumbuhan titik panas.

"Itu artinya, analisis dari kami bahwa penanganan yang dilakukan sejak awal tahun oleh kepala daerah dan jajaran di Pemprov Sumsel bersama stakeholder cukup berhasil menekan hotspot," ujar Koordinator BMKG Sumsel Wayan Dayantolis dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (14/10/2023).

Wayan menjelaskan, BMKG telah menganalisis serta membandingkan titik panas pada 2023 lebih landai dibandingkan periode kering yang sama pada 2015 dan 2019.

Baca juga: Tingkatkan Penyelesaian Masalah Pengadaan Barang dan Jasa, Pemprov Sumsel Gelar Sosialisasi Layanan Clearing House

Adapun kondisi saat ini, lanjut Wayan, terbilang cukup kering. Bahkan, pada beberapa kajian awal diperkirakan mirip dengan kondisi pada 2015. Namun, pertumbuhan titik panas di Sumsel tahun ini tidak setajam periode 2015.

"Hal itu menunjukkan bahwa usaha pencegahan yang sudah dilakukan pimpinan daerah dan jajaran berjalan dengan baik," jelasnya.

Untuk diketahui, musim hujan diperkirakan akan dimulai pada akhir Oktober, serta merata pada November.

Pemprov Sumsel dinilai berhasil lantaran mampu menekan jumlah pertumbuhan titik panas (hotspot).Dok. Humas Pemprov Sumsel Pemprov Sumsel dinilai berhasil lantaran mampu menekan jumlah pertumbuhan titik panas (hotspot).

Namun demikian, akhir bulan Oktober merupakan masa transisi perubahan cuaca. Hal ini membuat potensial awan akan cukup banyak di wilayah Sumsel.

Baca juga: Pemprov Sumsel Dukung Kerja Sama Pemkot Prabumulih dan LPN Malaysia untuk Hilirisasi Komoditas Nanas

"Kami sampaikan ke Penjabar (Pj) Gubernur Sumsel, yakni ancaman bencana hidrologis. Untuk itu, kami sampaikan pada November masih ada shifting dari status siaga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) untuk kemudian mulai siaga banjir dan longsor," jelasnya.

Wayan menjelaskan, pada akhir Oktober mendatang pertumbuhan awan akan meluas ke arah utara dan pindah ke bagian selatan di sisi barat. Kemudian, berlanjut ke bagian timur.

Nantinya, imbuh dia, konsentreasi awan terbesar berada di wilayah utara dan barat.

"Kami berharap, konsentrasi awan dapat menjangkau ke wilayah timur di Ogan Komering Ilir," kata Wayan.

Baca juga: Lewat Seminar Penataan Ruang, Pemprov Sumsel Dorong Pembangunan Tata Ruang Berkualitas

Merespons apresiasi tersebut, Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni mengatakan, kabar baik tersebut tidak boleh membuat jumawa dan kendor semangat menangani karhutla.

Sebaliknya, Pemprov Sumsel dengan tambahan bantuan penanganan dari Pangdam II Sriwijaya sebanyak 350 personel diharapkan dapat memaksimalkan upaya tersebut.

"Kami berkomitmen melakukan upaya maksimal dalam penanggulangan Karhutla. Termasuk, menggelar shalat Istisqa secara serentak di Sumsel," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com