NUNUKAN, KOMPAS.com – Wakil Ketua DPRD Provinsi Kaltara, Andi Muhammad Akbar Djuarzah/Abhe meminta Kelompok Tani Pelangi Perbatasan bertanggung jawab atas kematian 54 sapi bantuan yang diterimanya.
"Sudah seharusnya kelompok tani selaku yang mengusulkan dan bermohon untuk pengembangan ternak sapi, bertanggung jawab atas kasus kematian sapi sapi bantuan itu," ujarnya dihubungi, Selasa (2/7/2024).
Andi menegaskan, kelompok Tani Pelangi Perbatasan tidak bisa cuci tangan dari kematian sapi tersebut, dengan alasan apapun.
Baca juga: Belum Setahun, 54 Sapi Bantuan DPRD Kaltara Mati Misterius di Nunukan
Karena sebagai pihak pengusul dan pemohon, kelompok Pelangi Perbatasan dinilai seharusnya siap dengan segala konsekuensinya.
"Seharusnya kelompok taninya berpikir untuk pengembangan mandiri tanpa mengharap bantuan pemerintah. Kan pengadaan bibit sapi usulan dia, ada kandang, pakan, lengkap," imbuhnya.
Abhe menegaskan, bantuan 57 ekor sapi, berasal dari Bantuan Keuangan (Bankeu) Provinsi Kaltara 2023.
Sebagai Wakil Ketua DPRD Kaltara, Abhe mengaku telah memperjuangan usulan masyarakat agar terkomodir dalam batang tubuh APBD Provinsi, selanjutnya dialokasikan ke Pemerintah Daerah melalui OPD tekhnis.
"Setelah terakomodir, teknisnya kembali ke Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPP) Nunukan. Kami nggak bisa campuri teknisnya," tegasnya.
Program atau usulan pengembangan binatang ternak, merupakan program unggulan Pemprov Kaltara.
Ia mencontohkan, ada peternak yang berhasil mengembangkan biakkan kambing di Kabupaten Bulungan, yaitu Bapak Ase.
Seluruh kegiatannya, terdokumentasikan dalam Medsos. Sehingga proses pengembang biakan tersebut, menjadi salah satu pilot project Pemerintah.
"Kalau Nunukan ini usulannya sapi. Maka kita perjuangkanlah sapi," imbuhnya.
Abhe juga mengaku terkejut dengan berita kematian 54 ekor sapi dari total 57 ekor sapi bantuan provinsi Kaltara untuk Kelompok Tani Pelangi Perbatasan Nunukan.
Ia akan segera menghubungi kelompok tani, untuk memperjelas sebab musabab kematian sapi, dan meminta pertanggung jawaban dari Pelangi Perbatasan.
"Nanti saya cek kalau memang seperti itu (sapinya mati). Kita ini mengusahakan bantuan dari Pemerintah Provinsi dengan tujuan agar masyarakat bisa swasembada daging sapi. Mengembangkan ternak sapi," kata Abhe lagi.