UNGARAN, KOMPAS.com - Lahan relokasi untuk warga Dusun Kedungglatik, Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (Jateng), yang terdampak pembangunan Bendungan Jragung, saat ini memasuki tahap pengkaplingan.
Warga Kedungglatik Andre Arifin mengatakan, total ada 82 KK yang akan menempati lahan relokasi di borrow area.
"Selain rumah, ada juga fasilitas penunjang lain, seperti masjid dan makam," ujarnya, Kamis (4/7/2024).
Baca juga: Dusun Kedungglatik dan Secuil Kenangan Warga Sebelum Ditenggelamkan Bendungan Jragung
"Sudah ada dua jenazah yang dikubur di makam baru. Sebelumnya kalau ada orang meninggal, dimakamkan di dusun lain sekitar Kedungglatik. Kalau makam lama itu ada sekira 280-an jenazah, nanti rencana juga dipindahkan," kata Arifin.
Menurut Arifin, selurh warga sudah setuju dengan relokasi di borrow area.
"Tapi sekarang memasuki proses step by step, pengkaplingan. Nanti diundi untuk penempatannya. Tapi sekarang masih menunggu listrik dan aliran air bersih, termasuk IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) komunal," ujarnya.
Arifin mengakui bantuan Pemerintah Kabupaten Semarang untuk warga Kedungglatik sangat luar biasa.
"Karena itu hampir tidak ada gejolak di antara warga, ganti rugi juga tidak ada masalah, meski 41 bidang saat ini masih menunggu pembayaran," kata dia.
Sementara Ketua RW 03 Dusun Kedungglatik, Kristiyanto mengatakan warga berharap rumah untuk warga di borrow area segera dibangun.
"Karena saat ini kampung lama sudah sangat tidak nyaman ditinggali, banyak debu siang malam. Karena para pekerja pembangunan Bendungan Jragung juga lembur sampai malam," ujarnya.
Sebelumnya, Bupati Semarang Ngesti Nugraha mengatakan proses relokasi warga Dusun Kedungglatik yang terdampak proyek Bendungan Jragung terus berlangsung. Pemerintah Kabupaten Semarang terus menyiapkan sejumlah infrastruktur dan fasilitas pendukung untuk 82 keluarga yang terkena dampak Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut.
Baca juga: Air Baku di Bendungan Lekopancing Menyusut, PDAM Makassar Siapkan 2 Pompa
Ngesti Nugraha mengatakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menghibahkan lahan seluas 18,6 hektare untuk lahan relokasi.
"Kita sangat mendukung PSN di wilayah Kabupaten Semarang," ujarnya, Rabu (26/6/2024) di Gedung DPRD Kabupaten Semarang.
Menurut Ngesti, dengan adanya lahan hibah tersebut, warga terdampak proyek bisa tinggal di tempat relokasi tersebut dan nanti juga bakal ada perjanjian dengan pemerintah daerah.
"Warga bisa menempati sekian lama, apakah 10 tahun atau 50 tahun tidak masalah," ujarnya.
"Di lahan seluas 18,6 hektar tersebut, 3.000 meter persegi di antaranya akan digunakan untuk pemakaman, 2,3 hektare untuk hunian warga dan sisanya bisa digunakan untuk bercocok tanam," kata Ngesti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.