Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dusun Kedungglatik dan Secuil Kenangan Warga Sebelum Ditenggelamkan Bendungan Jragung

Kompas.com - 04/07/2024, 15:31 WIB
Dian Ade Permana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Kamis (4/7/2024) siang, mendung menggelayut di langit kawasan Dusun Kedungglatik, Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang.

Suasana kampung tersebut terlihat lengang. Hanya nampak beberapa pemuda yang nongkrong di warung sembari memainkan gadget-nya.

Tak jauh dari situ, terlihat situasi yang kontras. Ratusan dumptruck lalu lalang membawa material untuk pembangunan Bendungan Jragung. Tak hanya itu, alat-alat berat pun bergantian menunaikan tugasnya.

Baca juga: 2 Desa Tertua di Bulungan Bakal Ditenggelamkan demi Proyek PLTA Kayan, Situs Bersejarah dan Satwa Endemik Terancam

Dusun Kedungglatik menjadi area yang terdampak pembangunan Bendungan Jragung. Sebanyak 117 KK di wilayah tersebut akan direlokasi ke wilayah hunian baru karena Kedungglatik akan ditenggelamkan menjadi Bendungan Jragung.

"Karena ini program dari pemerintah, ya sebagai rakyat kami menurut saja," kata seorang warga, Wartini (65), dalam Bahasa Jawa.

Dia mengaku belum tahu kapan akan dipindahkan ke borrow area yang menjadi lahan relokasi baru. Wartini berharap secepatnya bisa pindah ke hunian baru.

"Sekarang banyak debu, takut ada efek penyakit karena saya sudah tua," ujarnya.

Sepanjang usianya, Wartini hidup di Kedungglatik. Sebelum ada proyek, dia berjualan tembakau.

Suasana Dusun Kedungglatik yang sepi karena terkena dampak pembangunan Bendungan JragungKOMPAS.com/Dian Ade Permana Suasana Dusun Kedungglatik yang sepi karena terkena dampak pembangunan Bendungan Jragung
"Tapi sekarang buka warung, tapi hasilnya tidak menentu, namanya juga adang-adang pembeli," kata nenek empat anak ini.

Meski berharap segera pindah ke lokasi borrow area, namun masih ada yang mengganjal Wartini. Dia belum mendapat uang ganti rugi.

"Sebagian sudah ada yang dapat, tapi 41 (bidang tanah) belum dapat. Semoga segera ada kepastian," kata dia, lirih.

Warga lain, Tri Imawati (35) juga berharap adanya kepastian pindah ke lokasi baru.

"Kalau dibilang ya berat pindah dari Kedungglatik, apalagi sejak lahir sudah disini. Tapi semoga di lokasi baru, masa depan kami dan anak-anak menjadi lebih baik," kata dia.

Wati, panggilannya, mengaku meski Kedungglatik memiliki sejumlah kekurangan, namun daerah tersebut memiliki kenangan bagi dirinya. Kampung tersebut 'dikepung' sungai sehingga aksesnya susah dan rawan banjir.

"Kalau berangkat sekolah ke Pringapus itu harus menyeberang, banjir itu soal biasa. Jalannya juga setapak, aspal itu baru ada saat saya lulus SMP itu saja tidak full," kata Wati.

Halaman:


Terkini Lainnya

Fakta Insiden Warga Tewas Tertembak Anggota DPRD di Lampung Tengah

Fakta Insiden Warga Tewas Tertembak Anggota DPRD di Lampung Tengah

Regional
[POPULER NUSANTARA] 13 WN Taiwan Penjahat Kelas Berat Ditangkap | Gibran Tinggalkan Mobil Dinas Lagi

[POPULER NUSANTARA] 13 WN Taiwan Penjahat Kelas Berat Ditangkap | Gibran Tinggalkan Mobil Dinas Lagi

Regional
Berkunjung ke Tanjungpinang, Wajib Coba Kuliner Mie Lendir

Berkunjung ke Tanjungpinang, Wajib Coba Kuliner Mie Lendir

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Regional
Pulau Setan di Kawasan Mandeh, Tempat Wisatawan Mencari Ketenangan

Pulau Setan di Kawasan Mandeh, Tempat Wisatawan Mencari Ketenangan

Regional
Melihat Tradisi Oncor-Oncoran di Malam Tahun Baru Islam di Banyuwangi

Melihat Tradisi Oncor-Oncoran di Malam Tahun Baru Islam di Banyuwangi

Regional
Bupati Banyuwangi Dorong Petani Pakai Pupuk Organik

Bupati Banyuwangi Dorong Petani Pakai Pupuk Organik

Regional
Disidik, Dugaan Pungutan Liar Dana BOS SD/SMP di Majene

Disidik, Dugaan Pungutan Liar Dana BOS SD/SMP di Majene

Regional
Pengidap HIV di Aceh Utara Terus Bertambah, Kini Ada 187 Orang

Pengidap HIV di Aceh Utara Terus Bertambah, Kini Ada 187 Orang

Regional
7 Hari Dicari Hanya Perahu yang Pulang, 1 Nelayan Babel Hilang

7 Hari Dicari Hanya Perahu yang Pulang, 1 Nelayan Babel Hilang

Regional
Kronologi Warga Tewas Tertembak Anggota DPRD Lampung Tengah, Berawal dari Tradisi Pernikahan

Kronologi Warga Tewas Tertembak Anggota DPRD Lampung Tengah, Berawal dari Tradisi Pernikahan

Regional
Sosok Lugu Itu Jadi Pelaku Pembunuhan Sadis Penagih Utang di Sumbar...

Sosok Lugu Itu Jadi Pelaku Pembunuhan Sadis Penagih Utang di Sumbar...

Regional
4 Pelaku Pengeroyokan Pelajar di Palopo Dibekuk, 3 Masih di Bawah Umur

4 Pelaku Pengeroyokan Pelajar di Palopo Dibekuk, 3 Masih di Bawah Umur

Regional
Buronan Perusak Cagar Alam Faruhumpenai di Luwu Timur, Ditangkap

Buronan Perusak Cagar Alam Faruhumpenai di Luwu Timur, Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com