UNGARAN, KOMPAS.com - Kamis (4/7/2024) siang, mendung menggelayut di langit kawasan Dusun Kedungglatik, Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang.
Suasana kampung tersebut terlihat lengang. Hanya nampak beberapa pemuda yang nongkrong di warung sembari memainkan gadget-nya.
Tak jauh dari situ, terlihat situasi yang kontras. Ratusan dumptruck lalu lalang membawa material untuk pembangunan Bendungan Jragung. Tak hanya itu, alat-alat berat pun bergantian menunaikan tugasnya.
Dusun Kedungglatik menjadi area yang terdampak pembangunan Bendungan Jragung. Sebanyak 117 KK di wilayah tersebut akan direlokasi ke wilayah hunian baru karena Kedungglatik akan ditenggelamkan menjadi Bendungan Jragung.
"Karena ini program dari pemerintah, ya sebagai rakyat kami menurut saja," kata seorang warga, Wartini (65), dalam Bahasa Jawa.
Dia mengaku belum tahu kapan akan dipindahkan ke borrow area yang menjadi lahan relokasi baru. Wartini berharap secepatnya bisa pindah ke hunian baru.
"Sekarang banyak debu, takut ada efek penyakit karena saya sudah tua," ujarnya.
Sepanjang usianya, Wartini hidup di Kedungglatik. Sebelum ada proyek, dia berjualan tembakau.
Meski berharap segera pindah ke lokasi borrow area, namun masih ada yang mengganjal Wartini. Dia belum mendapat uang ganti rugi.
"Sebagian sudah ada yang dapat, tapi 41 (bidang tanah) belum dapat. Semoga segera ada kepastian," kata dia, lirih.
Warga lain, Tri Imawati (35) juga berharap adanya kepastian pindah ke lokasi baru.
"Kalau dibilang ya berat pindah dari Kedungglatik, apalagi sejak lahir sudah disini. Tapi semoga di lokasi baru, masa depan kami dan anak-anak menjadi lebih baik," kata dia.
Wati, panggilannya, mengaku meski Kedungglatik memiliki sejumlah kekurangan, namun daerah tersebut memiliki kenangan bagi dirinya. Kampung tersebut 'dikepung' sungai sehingga aksesnya susah dan rawan banjir.
"Kalau berangkat sekolah ke Pringapus itu harus menyeberang, banjir itu soal biasa. Jalannya juga setapak, aspal itu baru ada saat saya lulus SMP itu saja tidak full," kata Wati.