Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Desa Tanah Putih di Kupang NTT Makin Siap Hadapi Kekeringan, Belajar dari Badai Seroja Juga

Kompas.com - 04/07/2024, 16:20 WIB
Aditya Jaya Iswara,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Saat siklon tropis Seroja menghantam Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada awal April 2021, Yeni Rambu Ngoma Beli belum banyak tahu soal kebencanaan, baik itu dari sisi penanggulangan maupun risikonya.

Tokoh perempuan di Desa Tanah Putih, Kabupaten Kupang, NTT, ini bercerita, banyak ternak hilang dan kondisi pertanian rusak akibat badai Seroja yang menerjang semalaman.

"Penanganan pertama Seroja itu evakuasi. Itu karena semua rumah terendam banjir, jadi penanganan pertama dari desa itu evakuasi ke posko," kata Yeni ketika ditemui di Desa Tanah Putih pada Selasa (25/6/2024).

Baca juga: Bersama Program Siap Siaga dari Australia, BPBD NTT Berupaya Tekan Risiko Dampak Bencana

Namun, Yeni melanjutkan, sesampainya di posko ternyata hanya ada satu titik pengungsian dan semua warga berkumpul di sana baik itu laki-laki, perempuan, maupun anak-anak.

Yeni saat itu belum tahu bahwa jika ada bencana ternyata posko evakuasi bisa dipisah antara laki-laki dan perempuan.

Itu pun baru dari pengalaman siklon tropis Seroja, belum termasuk bencana rutin lainnya yang melanda Kupang seperti kekeringan.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT Cornelis Wadu yang ditemui secara terpisah pada hari yang sama menyampaikan, iklim di NTT biasanya 8-9 bulan kering dan 3-4 bulan basah.

"Pada bulan basah yang 3-4 bulan pun masih dilihat tingkat intensitas dan curah hujan oleh data BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika)," terangnya di kantor BPBD NTT, Kabupaten Kupang.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Cornelis Wadu saat ditemui di kantor BPBD NTT, Kupang, Selasa (25/6/2024).KOMPAS.com/ADITYA JAYA ISWARA Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Cornelis Wadu saat ditemui di kantor BPBD NTT, Kupang, Selasa (25/6/2024).
Cornelis menambahkan, kekeringan bahkan dapat mencapai sepuluh bulan dan bulan basahnya bisa hanya tiga bulan antara November, Desember, Januari, atau hingga Februari.

"Kadang November ini intensitas curah hujannya sedikit maka dia masuk pada bulan kekeringan," ungkap dia.

Sementara itu, Kepala Desa Tanah Putih Tomas Olla menyebutkan, ketika kekeringan melanda—dan sudah dimulai sekarang saat memasuki musim kemarau—70 persen warga gagal panen.

Warga desa belajar antisipasi kekeringan

Sambutan Tomas Olla, Kepala Desa Tanah Putih, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) saat menyambut kunjungan media pada Selasa (25/6/2024).KOMPAS.com/ADITYA JAYA ISWARA Sambutan Tomas Olla, Kepala Desa Tanah Putih, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) saat menyambut kunjungan media pada Selasa (25/6/2024).
Belajar dari bencana kekeringan yang rutin melanda serta siklon tropis Seroja yang masih membekas di ingatan, warga Desa Tanah Putih dibantu relawan dari CIS (Circle of Imagine Society) Timor kini dibekali pengetahuan tentang kebencanaan melalui program Siap Siaga.

Program hasil kemitraan Pemerintah Indonesia dengan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) Australia ini telah dijalankan sejak 2020, sedangkan pelatihan di Desa Tanah Putih sudah berjalan dua bulan.

Terdapat sembilan tahapan di bagan alir yang disusun CIS Timor agar Desa Tanah Putih tangguh menghadapi bencana.

Salah satunya adalah memberi pelatihan khusus bagi warga desa yang telah diseleksi untuk menjadi fasilitator, agar dapat mengajarkan pelatihan kesiapsiagaan menghadapi bencana ke komunitas-komunitas.

Baca juga: Desa Tanah Putih di Kupang NTT Canangkan 9 Tahap agar Tangguh Bencana

Halaman:


Terkini Lainnya

Kapal Bermuatan Pupuk Tabrakan dan Terjebak Pendangkalan di Bangka, 13 Awak Dievakuasi

Kapal Bermuatan Pupuk Tabrakan dan Terjebak Pendangkalan di Bangka, 13 Awak Dievakuasi

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Siang Ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Hujan Petir

Regional
Bocah 5 Tahun Tewas Saat Main di Kali Cikeas Bogor

Bocah 5 Tahun Tewas Saat Main di Kali Cikeas Bogor

Regional
Fakta Insiden Warga Tewas Tertembak Anggota DPRD di Lampung Tengah

Fakta Insiden Warga Tewas Tertembak Anggota DPRD di Lampung Tengah

Regional
[POPULER NUSANTARA] 13 WN Taiwan Penjahat Kelas Berat Ditangkap | Gibran Tinggalkan Mobil Dinas Lagi

[POPULER NUSANTARA] 13 WN Taiwan Penjahat Kelas Berat Ditangkap | Gibran Tinggalkan Mobil Dinas Lagi

Regional
Berkunjung ke Tanjungpinang, Wajib Coba Kuliner Mie Lendir

Berkunjung ke Tanjungpinang, Wajib Coba Kuliner Mie Lendir

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 7 Juli 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Sedang

Regional
Pulau Setan di Kawasan Mandeh, Tempat Wisatawan Mencari Ketenangan

Pulau Setan di Kawasan Mandeh, Tempat Wisatawan Mencari Ketenangan

Regional
Melihat Tradisi Oncor-Oncoran di Malam Tahun Baru Islam di Banyuwangi

Melihat Tradisi Oncor-Oncoran di Malam Tahun Baru Islam di Banyuwangi

Regional
Bupati Banyuwangi Dorong Petani Pakai Pupuk Organik

Bupati Banyuwangi Dorong Petani Pakai Pupuk Organik

Regional
Disidik, Dugaan Pungutan Liar Dana BOS SD/SMP di Majene

Disidik, Dugaan Pungutan Liar Dana BOS SD/SMP di Majene

Regional
Pengidap HIV di Aceh Utara Terus Bertambah, Kini Ada 187 Orang

Pengidap HIV di Aceh Utara Terus Bertambah, Kini Ada 187 Orang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com