Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Setahun, 54 Sapi Bantuan DPRD Kaltara Mati Misterius di Nunukan

Kompas.com - 01/07/2024, 15:46 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Sebanyak 54 ekor sapi dari total 57 ekor sapi bantuan DPRD Provinsi Kaltara, untuk Kelompok Tani "Pelangi Perbatasan" di Nunukan, Kalimantan Utara, mati.

57 ekor sapi tersebut ditempatkan di kandang milik kelompok tani Pelangi Perbatasan yang ada di tengah perkebunan kelapa sawit, di Jalan Sei Banjar, RT 07 Desa Binusan, Kecamatan Nunukan.

Baca juga: Petugas Buru Pembuang Bangkai Sapi di Sungai Semarang

"Setiap terduduk itu sapi, pasti mati. Jadi problemnya, asal duduk itu sapi, gak mungkin hidup sudah. Biar makan banyak, ndak juga bisa gemuk. Hari hari mati, pusing betul kami dibuatnya," ujar Ketua Kelompok Tani ‘Pelangi Perbatasan’, Jumliadi, saat dihubungi melalui telepon, Senin (1/7/2024).

Jumliadi menegaskan, sapi-sapi yang merupakan bantuan dari Provinsi Kaltara tersebut berjatuhan dan tewas tak lama setelah diserahterimakan pada November 2023.

Awalnya para anggota kelompok tani, menggali lubang untuk menguburkan bangkai sapi yang mati.

Namun, semakin lama jumlah sapi yang mati semakin banyak, sehingga mereka kelelahan membuat lubang dan membiarkan bangkai sapi membusuk begitu saja.

"Capek sekali sudah kami mengubur. Jadi sebagian kami biarkan saja mati, itu tulang belulangnya banyak berserakan, sebagian kami buang ke kebun lain, ada juga ke sungai. Tidak sanggup kami kalau menguburkan terus, pusing kami dibuatnya," keluh Jumliadi.

Jumliadi memastikan, 54 ekor sapi dari total 57 sapi bantuan, semua mati tanpa ia tahu sebabnya.

"Itu nyata mati sapinya. Tidak ada dijual, silahkan tanya tetangga kami. Mereka juga bingung ada kejadian begini. Sisa tiga ekor saja sapinya yang masih hidup. Saya titipkan ke Pacik gembala disini yang punya sapi banyak. Semogalah bisa hidup itu yang tiga ekor," kata Jumliadi.

Penyebab sapi mati

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Nunukan, Muhtar membenarkan, sapi bantuan untuk Kelompok Tani "Pelangi Perbatasan" hampir semuanya mati.

Ia menegaskan, DKPP Nunukan menyerahkan 57 ekor sapi ke Kelompok Tani Pelangi Perbatasan, dalam kondisi layak dan setelah menjalani karantina selama 14 hari.

"Kami menduga ada kesalahan dalam pemeliharaan dan perawatan. Yang jelas, sapi yang kami datangkan dari Pare Pare, Sulawesi Selatan tersebut kondisinya sehat saat kami serah terimakan," jawabnya, saat ditemui, Senin (1/7/2024).

Muhtar menyayangkan kelompok tani tidak segera melaporkan kejadian sapi bantuan saat pertama kali bermasalah.

Para petani, jarang sekali mengirimkan foto atau laporan kondisi hewan ternaknya, sehingga pengawasan dan penanganan oleh dokter hewan pada DKPP Nunukan sudah sangat terlambat.

"Laporan masuk ketika sapi sudah sekarat. Dokter Hewan kami juga memiliki keterbatasan kemampuan, sehingga kondisi yang seharusnya bisa dicegah, menjadi berkelanjutan, sampai akhirnya hampir semua sapi bantuan mati," sesalnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korsleting, Bus Asrama Polisi di Cilacap Terbakar Saat Parkir

Korsleting, Bus Asrama Polisi di Cilacap Terbakar Saat Parkir

Regional
Cerita Kentiyarso Selamat dari Kecelakaan Karambol, Dilindungi Sabuk Pengaman Saat Ditabrak

Cerita Kentiyarso Selamat dari Kecelakaan Karambol, Dilindungi Sabuk Pengaman Saat Ditabrak

Regional
Ibu di Banjarnegara Bunuh Bayinya, Malu karena Hasil Hubungan Gelap

Ibu di Banjarnegara Bunuh Bayinya, Malu karena Hasil Hubungan Gelap

Regional
Bupati Petahana Gandeng Kakak Wakapolri Maju Pilkada Blora

Bupati Petahana Gandeng Kakak Wakapolri Maju Pilkada Blora

Regional
Canangkan Gerakan Bedah Rumah Serentak Se-Sumut, Pj Gubernur Fatoni Yakin Akhir 2024 Bangun 5000 Lebih Rumah

Canangkan Gerakan Bedah Rumah Serentak Se-Sumut, Pj Gubernur Fatoni Yakin Akhir 2024 Bangun 5000 Lebih Rumah

Regional
Oknum Polisi di Rote Ndao Aniaya Seorang Pekerja Bengkel Saat Pesta Miras

Oknum Polisi di Rote Ndao Aniaya Seorang Pekerja Bengkel Saat Pesta Miras

Regional
Motif Pasutri di Sumbar Bakar Hidup-hidup Penagih Utang hingga Tewas

Motif Pasutri di Sumbar Bakar Hidup-hidup Penagih Utang hingga Tewas

Regional
Anggota DPRD Bandar Lampung Gadai Mobil Rental Berujung Damai

Anggota DPRD Bandar Lampung Gadai Mobil Rental Berujung Damai

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus Disertai Gemuruh Malam Ini, Warga Panik

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus Disertai Gemuruh Malam Ini, Warga Panik

Regional
Penumpang Membludak, Armada BRT Trans Jateng Ditambah untuk 2 Rute Ini

Penumpang Membludak, Armada BRT Trans Jateng Ditambah untuk 2 Rute Ini

Regional
Istri Bos Distro 'Anti Mahal' Diperiksa sebagai Saksi Kasus Pembunuhan

Istri Bos Distro "Anti Mahal" Diperiksa sebagai Saksi Kasus Pembunuhan

Regional
Tingkatkan Keamanan Siber, Diskominfo Pematangsiantar dan Telkom Gelar Pelatihan TI

Tingkatkan Keamanan Siber, Diskominfo Pematangsiantar dan Telkom Gelar Pelatihan TI

Regional
Tambang Emas di Gubuk Kebumen, Kades: Pemilik Ngakunya Buat Sumur untuk Perkebunan Pepaya

Tambang Emas di Gubuk Kebumen, Kades: Pemilik Ngakunya Buat Sumur untuk Perkebunan Pepaya

Regional
Prajurit TNI Aktif Nyalon Bakal Cawabup Magelang, Daftar Lewat Gerindra

Prajurit TNI Aktif Nyalon Bakal Cawabup Magelang, Daftar Lewat Gerindra

Regional
Demokrat Akan Laporkan KPU Kota Serang Buntut Hilangnya 20 Dokumen C Hasil

Demokrat Akan Laporkan KPU Kota Serang Buntut Hilangnya 20 Dokumen C Hasil

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com