KOMPAS.com - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengucapkan terima kasih atas kinerja baik dari jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) yang telah mengantar Kota Semarang masuk ke peringkat tiga besar Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Award 2024 wilayah Jawa-Bali.
"Kami (Kota Semarang) adalah satu-satunya kota besar yang menjadi nominasi dari TPID Award 2024," ujar wali kota yang akrab disapa Mbak Ita tersebut dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (15/6/2024).
Pernyataan tersebut disampaikan Mbak Ita setelah menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/6/2024).
Sebagai Informasi, TPID Award 2024 merupakan ajang penghargaan yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) Republik Indonesia (RI).
Baca juga: Ganjar Ungkap Jawa, Bali, hingga Sumut jadi Fokus Pemenangan PDI-P pada Pilkada Serentak
Jawa Tengah (Jateng) meraih Juara I untuk wilayah Jawa-Bali, sementara Kota Madiun dan Kabupaten Kebumen masing-masing meraih Juara I untuk kategori Kabupaten/Kota Pantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) Terbaik dan Kabupaten/Kota Non IHK Terbaik.
Meskipun belum berhasil meraih Juara I, Kota Semarang tetap menjadi satu-satunya kota besar di Indonesia yang berhasil masuk dalam tiga besar nominasi TPID Award 2024.
Mbak Ita mengungkapkan bahwa Kota Semarang telah dinominasikan sebagai salah satu TPID kabupaten/kota dengan kinerja baik di kawasan Jawa-Bali.
"Kami mengucapkan matur nuwun (terima kasih) kepada seluruh rekan kerja yang tidak patah semangat. Nominasi ini menjadi motivasi bagi Kota Semarang untuk menjadi yang terbaik pada tahun mendatang," tuturnya.
Baca juga: Jokowi Tetapkan 10 Juni Sebagai Hari Kewirausahaan Nasional, Bukan Hari Libur
Pada kesempatan tersebut, Mbak Ita menyampaikan arahan dari Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) terkait Rakornas Pengendalian Inflasi.
"Presiden Jokowi memberikan arahan untuk mengantisipasi kekeringan (yang diperkirakan) terjadi pada 2050 mendatang. Kekeringan ini berpotensi memberikan dampak bagi 500 juta petani kecil di Indonesia. Oleh karena itu, kami perlu melakukan inovasi-inovasi, di antaranya adalah smart farming," tuturnya.
Meskipun Semarang merupakan kota metropolitan, Mbak Ita menekankan bahwa Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang berupaya memaksimalkan pemanfaatan lahan, termasuk menerapkan teknologi pertanian dan inovasi digitalisasi.
Penerapan tersebut, salah satunya dilakukan melalui kerja sama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) di sektor pertanian.
Baca juga: BRIN: Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia Masih Belum Matang
“Di Balai Benih Pertanian, BRIN dan dinas terkait menerapkan teknologi hasil riset (untuk kemajuan sektor pertanian)," imbuh Mbak Ita.
Lebih lanjut, ia menyebut arahan selanjutnya dari Presiden Jokowi adalah mempersiapkan sumber air bagi pertanian dengan memasang pompa air di daerah-daerah yang memiliki produktivitas pertanian tinggi.
"Itu adalah instruksi langsung dari Bapak Presiden," ujarnya.
Mbak Ita, pada kesempatan tersebut, juga menyoroti potensi sungai sebagai sumber air untuk pertanian dan kebutuhan masyarakat.
Baca juga: Dapatkah Pertanian Organik Skala Besar Meningkatkan Produksi Padi Nasional?
"Sungai-sungai besar maupun kecil dapat dimanfaatkan untuk mengalirkan air ke daerah-daerah pertanian. Harapannya bisa membantu sektor pertanian agar tetap daulat pangan, sehingga inflasi akan tetap terjaga," jelasnya.
Ia menambahkan pentingnya implementasi dan pengembangan riset pertanian yang sesuai dengan kondisi lokal atau di wilayah masing-masing .
Mbak Ita mencontohkan seperti pertanian hasil riset pertanian di lahan salin, yang meskipun berada di daerah dengan air rob atau pasang laut tetap dapat produktif.
“Tentu kami harapkan sepulang dari sini (Jakarta) untuk segera mengimplementasikan arahan-arahan dari bapak Presiden Jokowi," jelasnya.