KOMPAS.com - Iwan Sutrisman Telaumbanua meninggalkan rumah untuk menjadi tentara pada 16 Desember 2022 dan dibunuh delapan hari berselang.
Selama lebih dari setahun, keluarga mengira ia sedang menjalani pendidikan dan bertugas, lantas berulang kali mengirimkan uang pada penipu yang membunuhnya. Apa yang sebenarnya terjadi?
Yanto Telaumbanua tersenyum saat mengingat polah adiknya, Iwan, di rumah.
Iwan, yang berasal dari Desa Lahusa Idanotae di Nias Selatan, Sumatra Utara, disebut kerap bertingkah seperti anak kecil.
"Misalnya nenek pulang dari ladang, dia selalu menggoda nenek dan menciumi pipi nenek serta bermanja-manja dengan beliau," kata Yanto pada wartawan Halbert Caniago yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Selasa (2/4/2024).
Baca juga: Detik-detik Serda Adan Bunuh Casis TNI AL di Sawahlunto, Korban Sempat Difoto Saat Gunakan Seragam
Hal yang sama pun kerap dilakukannya pada kakek, serta bapak dan ibunya.
"Kayak anak-anak dia."
Iwan, anak ketiga dari delapan bersaudara, juga disebut lihai mencairkan suasana.
Saat Yanto bertengkar dengan si sulung, misalnya, Iwan yang mendamaikan dengan sejumlah ledekan.
Kehangatan yang dibawa Iwan membuatnya mudah berteman dengan siapa saja.
"Adik saya itu orangnya tidak pernah bermasalah dengan siapa pun," kata Yanto.
Orang tua pun begitu sayang padanya. Apalagi, ia adalah anak penurut.
"Misalnya disuruh apa, langsung pergi dia," ujar Yanto.
Baca juga: Sebelum Dibunuh, Eks Casis TNI AL Ditinggal di Kos-kosan di Padang
Pada 16 Desember 2022, Iwan pergi meninggalkan rumah pada usia 21 tahun untuk mengikuti seleksi calon siswa bintara TNI Angkatan Laut di Padang, Sumatra Barat.
Keluarga bangga seraya berharap besar Iwan bakal jadi tentara. Yang tak mereka tahu, Iwan ternyata pergi selamanya.
Awalnya, Iwan Sutrisman Telaumbanua mendaftar menjadi calon siswa bintara TNI AL di Nias, Sumatra Utara, saat proses seleksi gelombang II dibuka pada Juli-Agustus 2022.
Ini adalah salah satu jalur rekrutmen TNI yang terbuka diikuti lulusan SMA. Mereka yang lolos seleksi mesti menjalani pendidikan di Sekolah Calon Bintara hingga lulus dan mendapat pangkat sersan dua.
Saat itu Antonius Paikan Telaumbanua, kakak Iwan, menghubungi kenalannya untuk membantu meloloskan Iwan. Kenalannya itu adalah Adan Adyan Marsal, sersan dua yang bertugas di Polisi Militer Pangkalan TNI AL Nias.
Adan menyanggupi, dengan syarat mendapat imbalan Rp200 juta.
Baca juga: Soal Kematian Iwan, Danlantamal II Padang: Penerimaan Casis TNI Tak Dipungut Biaya
Meski angka ini dirasa cukup besar, keluarga Iwan mengiyakan. Orang tua Iwan, yang sehari-hari bekerja sebagai petani, lantas menjual tanah dan mobil untuk membayar Adan secara bertahap.
"Bahkan itu ibunya punya penyakit sinusitis. Sempat kemarin mau berobat ke Medan, tapi demi biaya anaknya ini, ditundanya-lah dulu. Lebih penting mimpi anaknya," kata Yanikasi Telaumbanua, adik kandung ayah Iwan.
Namun, nyatanya Iwan tak lolos seleksi tersebut.
Uang Rp200 juta pun tak bisa dikembalikan Adan karena, menurut pengakuannya, sudah terpakai untuk judi online.
Adan memutar otak. Ia mengambil cuti pada 16-25 Desember 2022, lalu menjalankan tipu dayanya.
Ia menyarankan agar Iwan kembali mengikuti seleksi calon bintara di Padang, Sumatra Barat. Alasannya, Adan punya paman yang bertugas di sana dan dapat membantu meloloskan.
Baca juga: Polisi Ungkap Peran Tersangka Pembunuhan Eks Casis TNI AL
Di Padang, Iwan ditinggal di sebuah tempat kos, sembari Adan merencanakan aksi selanjutnya.
Selama di Padang, keluarga Iwan terus menanyakan kabar Iwan pada Adan.