KOMPAS.com - Arak-arakan massa membawa jenazah Gubernur Papua nonaktif, Lukas Enembe, kembali diwarnai kericuhan pada Kamis (28/12) petang, ketika massa membakar sejumlah rumah toko (ruko) di Kota Jayapura.
Kericuhan terjadi ketika arak-arakan massa membawa jenazah Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe menunggu kedatangan iringan mobil jenazah Lukas Enembe dari Sentani, Kabupaten Jayapura sekitar pukul 17.10 WIT.
Sejumlah massa dilaporkan melempar ruko dan bangunan lain dengan batu. Mereka kemudian membakar sejumlah ruko di Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura.
Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan tujuh aparat TNI/Polri terluka dalam insiden tersebut, sementara sebanyak 25 ruko dibakar massa.
"Ini ruko-ruko yang berdempetan dengan asrama intel tentara dari Denintel sehingga terjadi 25 unit rumah toko (ruko) terbakar untuk total kerugiannya masih dihitung," kata Mathius, Kamis (28/12).
Baca juga: Jenazah Lukas Enembe Masih Diarak, Pemakaman Batal Digelar Hari Ini
Sebelumnya, arak-arakan massa membawa jenazah Lukas Enembe dari bandar udara Sentani menuju Sekolah Teologia Atas Injili (STAKIN) di Sentani, Kabupaten Jayapura, Kamis (28/12), juga sempat diwarnai kericuhan.
Dalam perjalanan menuju STAKIN di Sentani, Kabupaten Jayapura, sejumlah orang membakar sebuah mobil, merusak sepeda motor dan melempar batu ke sejumlah bangunan.
"Ada satu mobil yang dibakar," kata wartawan Jubi, Islami Adisubrata, yang berada di lokasi kejadian, kepada BBC News Indonesia, Kamis (28/12).
Sebuah video yang beredar di media sosial, memperlihatkan aparat kepolisian terlihat di jalan-jalan yang dilalui arak-arakan.
Lebih dari 1.000 aparat kepolisian diturunkan untuk mengamankan proses arak-arakan ini, kata pejabat kepolisian Papua.
Sejumlah media melaporkan massa juga melakukan aksi pelemparan batu ke arah aparat kepolisian.
Baca juga: Jadi Korban Ricuh Arak-arakan Jenazah Lukas Enembe, Pj Gubernur Papua Dievakuasi ke Jakarta
Sempat terjadi bentrokan antara aparat dan kepolisian, dan salah-seorang yang terluka akibat lemparan itu adalah Penjabat (Pj) Gubernur Papua Ridwan Rumasukun.
"Pada kejadian di depan STAKIN itu ada 14 korban luka-luka, untuk kendaraan 1 mobil dibakar, 5 kendaraan rusak berat, 2 unit bangunan rusak," kata Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri.
"Mereka menghadang di depan ruangan VIP bandara dan memaksa agar jenazahnya diarak dengan jalan kaki," kata Islami.
Ribuan orang kemudian berjalan kaki mengarak jenazah Gubernur Papua nonaktif, Lukas Enembe, menuju Sekolah Teologia Atas Injili (STAKIN) di Sentani, yang berjarak sekitar tiga kilometer dari bandara.
Sekitar pukul 13.15 Waktu Indonesia Timur (WIT), jenazah Lukas Enembe masih disemayamkan di STAKIN untuk mendapatkan penghormatan terakhir dari masyarakat Papua.
Baca juga: Ricuh Saat Kedatangan Jenazah Lukas Enembe di Papua, Mahfud Minta Aparat Tak Represif
Dari informasi yang dihimpun BBC News Indonesia, saat disemayamkan di STAKIN, aparat kepolisian, pejabat Pemprov Papua sempat melakukan negosiasi dengan perwakilan massa.
Dilaporkan, massa tetap berkukuh agar jenazah kembali diarak dengan berjalan kaki ke kediaman keluarganya di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua.
Jarak antara bandara Sentani dan kediaman keluarga Lukas Enembe sekitar 40km.
Gubernur Papua nonaktif, Lukas Enembe meninggal dunia saat menjalani masa pembantaran di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Selasa (26/12).
Informasi yang dihimpun BBC News Indonesia menyebutkan Lukas Enembe, 56 tahun, meninggal dunia sekitar pukul 10.45 WIB.
Mantan Juru bicara Gubernur Lukas Enembe, Rifai Darus, membenarkan bahwa Lukas telah meninggal dunia pada Selasa (26/12) pagi.
"Telah meninggal dunia yang terkasih, bapak Lukas Enembe, pada pagi ini jam 11.00 WIB," ungkap Ridai Darus dalam keterangan tertulis kepada BBC News Indonesia, Selasa.
Baca juga: Masyarakat Suku Sentani Sambut Jenazah Lukas Enembe dengan Hela-Hili
Rencananya jenazah Lukas Enembe akan diterbangkan ke Jayapura, Provinsi Papua untuk dimakamkan di sana, kata kuasa hukumnya.