Terlepas dari itu, Regina tidak menampik bahwa Puskesmas Wini membutuhkan dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis kandungan.
Pasalnya, tidak sedikit warga di Desa Wini menderita penyakit dalam dan membutuhkan dokter kandungan.
“Kalau bisa yang penyakit dalam. Di sini banyak sekali yang mengalami penyakit dalam. Terus, Obgyn atau dokter kandungan. Di sini juga perlu,” ungkap Regina.
Sejauh ini, nakes di Puskesmas Wini memberikan penanganan awal. Tetapi, jika tidak ada perubahan, pasien akan dirujuk menggunakan ambulans gratis ke Kefamenanu.
Namun perlu diketahui, jarak antara Wini ke Kefamenanu cukup jauh, yakni 50 kilometer dengan waktu sekitar satu jam lebih.
“Kalau ada pasien yang mau melahirkan, itu dijemput. Nanti, petugas bidan desa kontak ke sini, jadi ambulans di sini jemput. Setelah melahirkan, nanti juga kita jemput lagi pakai ambulans,” kata dia.
Baca juga: Cerita Prajurit TNI di Perbatasan Jadi Primadona Warga Papua Nugini, Beri Pengobatan Gratis 24 Jam
Di sisi lain, ada beberapa kasus ibu hamil yang mengalami pendarahan ketika dalam perjalanan dirujuk ke salah satu rumah sakit di Kefamenanu.
Oleh karena itu, bidan yang ikut ambulans dan dilengkapi alat medis ini langsung mengambil tindakan di dalam ambulans untuk menghentikan pendarahan. Pasalnya, pendarahan pada ibu hamil tersebut bisa mengakibatkan kematian.
“Biasanya yang sering terjadi itu, langsung penanganan di dalam ambulans,” ujar Regina.
“Pada saat dirujuk, mungkin konstraktisya belum terasa, tapi dalam perjalanan ada gelombang atau jalannya kurang ini (bagus), tiba-tiba melahirkan, langsung ditolong di dalam ambulans,” kata Regina lagi.
Ia juga sekarang bisa bernapas lega karena ada Rumah Sakit Pratama Ponu yang sedang dalam proses pembangunan. Dari Desa Wini, jaraknya sekitar 30 kilometer.
“Ada Rumah Sakit Pratama, hanya belum beroperasi. Lokasinya di Pono. Kalau dengan mobil, lokasinya 30 menit dari Wini,” ungkap Regina.
*Perjalanan reporter Kompas.com Baharudin Al Farisi ke PLBN Wini merupakan kolaborasi bersama BNPP. Selain PLBN Wini, ada pula perjalanan ke lima PLBN lain, yakni Hadi Maulana di PLBN Serasan, Xena Olivia di PLBN Jagoi Babang, Ahmad Dzulfikor di PLBN Sei Nyamuk, Sigiranus Maruto Bere di PLBN Napan, dan Achmad Nasrudin Yahya di PLBN Sota. Ikuti cerita perjalanan kami dalam lipsus Merah Putih di Perbatasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.