Salin Artikel

"Untuk Mendapatkan Dokter Umum Kadang Susah Sekali, Apalagi Mau Dapat Dokter Spesialis"

Diketahui, Puskesmas Wini merupakan fasilitas kesehatan (faskes) yang berada di wilayah perbatasan Indonesia-Timor Leste. 

Kepala Tata Usaha (TU) Puskesmas Wini, Regina Noni mengungkapkan sangat sulit mendapatkan dokter umum yang mau bertugas sana. Dia menduga hal ini karena lokasi Puskesmas Wini yang jauh dari pusat kota.

“Sejak saya di sini, untuk mendapatkan dokter umum saja, kadang susah sekali. Apalagi kami mau dapat dokter spesialis,” kata Regina, Jumat (17/11/2023).

Perempuan yang sudah 16 tahun mengabdi di Puskesmas Wini menceritakan salah satu kasus pada 2022 lalu. Saat itu dokter umum yang telah ditunjuk oleh Dinas Kesehatan Timor Tengah Utara menolak untuk ditempatkan di Puskesmas Wini.

“Ada dokter yang sudah (ditunjuk) penempatannya di sini, tapi tidak mau datang. Terakhir diganti. Dia tidak mau datang,” ungkap Regina.

Puskesmas Wini akhirnya hanya bertahan satu dokter umum saja. Padahal, kata Regini, menurut aturan yang berlaku, diperlukan dua dokter umum dalam satu puskesmas.

“Kita bertahan dengan satu dokter yang kini sudah purnatugas pada September 2023. Kalau yang sesuai dengan aturan harusnya dua, tapi selama ini cuma satu,” tutur Regina.

Desember 2023 mendatang, Puskesmas Wini akan mengikuti tes akreditasi. Namun demikian, dirinya dan tenaga kesehatan lain di Puskesmas Wini gelisah. Pasalnya, dokter umum pengganti sebelumnya belum juga ada.

“Kemarin kami sudah buat permintaan, tapi belum ada jawaban sampai sekarang,” keluh Regina.

Regina hanya bisa menyemangati nakes lain yang gundah dengan kondisi tersebut. Ia berpesan agar tetap memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat meski tidak ada dokter umum.

Untuk sementara waktu, tugas dokter umum di Puskesmas Wini diisi oleh seorang perawat senior.

Dokter umum yang sudah purnatugas pada September 2023 juga berbesar hati masih mau memberikan konsultasi terhadap pasien.

“Kalau ada kasus yang kebetulan sebelumnya dokter Riska tangani, dia masih menerima konsultasi. Jadi kalau misalnya ada kasus yang membutuhkan konsultasi ke dokter, dokter Riska pasti kita hubungi dan beliau masih berbesar hati melayani,” ungkapnya.

Butuh dokter spesialis

Terlepas dari itu, Regina tidak menampik bahwa Puskesmas Wini membutuhkan dokter spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis kandungan.

Pasalnya, tidak sedikit warga di Desa Wini menderita penyakit dalam dan membutuhkan dokter kandungan.

“Kalau bisa yang penyakit dalam. Di sini banyak sekali yang mengalami penyakit dalam. Terus, Obgyn atau dokter kandungan. Di sini juga perlu,” ungkap Regina.

Sejauh ini, nakes di Puskesmas Wini memberikan penanganan awal. Tetapi, jika tidak ada perubahan, pasien akan dirujuk menggunakan ambulans gratis ke Kefamenanu.

Namun perlu diketahui, jarak antara Wini ke Kefamenanu cukup jauh, yakni 50 kilometer dengan waktu sekitar satu jam lebih.

“Kalau ada pasien yang mau melahirkan, itu dijemput. Nanti, petugas bidan desa kontak ke sini, jadi ambulans di sini jemput. Setelah melahirkan, nanti juga kita jemput lagi pakai ambulans,” kata dia.

Di sisi lain, ada beberapa kasus ibu hamil yang mengalami pendarahan ketika dalam perjalanan dirujuk ke salah satu rumah sakit di Kefamenanu.

Oleh karena itu, bidan yang ikut ambulans dan dilengkapi alat medis ini langsung mengambil tindakan di dalam ambulans untuk menghentikan pendarahan. Pasalnya, pendarahan pada ibu hamil tersebut bisa mengakibatkan kematian.

“Biasanya yang sering terjadi itu, langsung penanganan di dalam ambulans,” ujar Regina.

“Pada saat dirujuk, mungkin konstraktisya belum terasa, tapi dalam perjalanan ada gelombang atau jalannya kurang ini (bagus), tiba-tiba melahirkan, langsung ditolong di dalam ambulans,” kata Regina lagi.

Ia juga sekarang bisa bernapas lega karena ada Rumah Sakit Pratama Ponu yang sedang dalam proses pembangunan. Dari Desa Wini, jaraknya sekitar 30 kilometer.

“Ada Rumah Sakit Pratama, hanya belum beroperasi. Lokasinya di Pono. Kalau dengan mobil, lokasinya 30 menit dari Wini,” ungkap Regina.

*Perjalanan reporter Kompas.com Baharudin Al Farisi ke PLBN Wini merupakan kolaborasi bersama BNPP. Selain PLBN Wini, ada pula perjalanan ke lima PLBN lain, yakni Hadi Maulana di PLBN Serasan, Xena Olivia di PLBN Jagoi Babang, Ahmad Dzulfikor di PLBN Sei Nyamuk, Sigiranus Maruto Bere di PLBN Napan, dan Achmad Nasrudin Yahya di PLBN Sota. Ikuti cerita perjalanan kami dalam lipsus Merah Putih di Perbatasan.

https://regional.kompas.com/read/2023/11/19/091448378/untuk-mendapatkan-dokter-umum-kadang-susah-sekali-apalagi-mau-dapat-dokter

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke