Upaya meyakinkan petani untuk mengikuti program MT II kata Kopli tidak mudah. Ia bersama jajaran turun ke sawah ikut meyakinkan petani termasuk membuat kegiatan berburu tikus.
"Memang diakui banyak tikus di sawah petani. Pernah dalam semalam kami berburu dapat tikus 5.000 ekor. Penggunaan racun, grobyokan (menutup lubang tikus dengan lumpur cair) juga dilakukan secara massif untuk mengurangi hama tikus," ujarnya.
Kopli optimistis bila seluruh sawah di Kabupaten Lebong menjalankan MT II maka produksi padi di Kabupaten Lebong mampu mencapai 100 ribu ton per tahun dengan nilai tambah pendapatan petani bisa mencapai Rp 500 miliar.
Guna memancing petani untuk menjalankan program MT II Pemda Lebong memberikan bantuan berupa traktor tangan, pemberian benih unggul, bantuan pupuk, serta pendampingan lainnya.
Baca juga: Sejumlah Cara Pemkab Nunukan Mempertahankan Eksistensi Padi Organik Adan
Upaya peningkatan produktivitas gabah di Kabupaten Lebong tidak saja terhambat akibat mitos. Belum optimalnya saluran irigasi tersier dan sekunder juga menjadi persoalan sendiri.
Ada ribuan kilometer saluran irigasi yang belum maksimal akibat minimnya sentuhan pembangunan. Sementara pemerintah hanya mampu anggarkan rerata per tahun untuk membuat dan perbaiki irigasi sekitar Rp 20 miliar.
"Kalau mau dioptimalkan butuh anggaran Rp 1 triliun untuk menjadikan semua saluran irigasi optimal. Dana itu besar jadi kami membangunnya bertahap sesuai dengan anggaran daerah," ungkap Kopli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.