KOMPAS.com - Sego wiwit atau nasi wiwit merupakan sajian yang digunakan dalam tradisi menyambut panen padi di Jawa.
Nama sego wiwit berasal dari dua kata dalam bahasa Jawa, yaitu sego berarti nasi dan wiwit artinya permulaan.
Tradisi sego wiwitan telah dilakukan secara turun temurun.
Namun saat ini, tradisi sego wiwit jarang dilakukan kembali, diperkirakan tradisi ini cukup memakan biaya.
Sego wiwit terdiri dari nasi uduk, ayam panggang, urap sayur, telur rebus, ikan asin, dan sambel gepeng (sambal yang terbuat dari kacang kedelai atau kacang tholo).
Menu sego wiwit juga ditemukan dalam menu nasi syukurannya lain, seperti ayam panggang atau nasi gepeng.
Baca juga: Tradisi Ngerebong, Warisan Budaya Tak Benda dari Denpasar
Namun ada perbedaan pengolahan pada kedua menu tersebut.
Ayam panggang yang digunakan untuk sego wiwit diolah dengan sederhana dan bumbu ala kadarnya, yaitu terdiri dari ketumbar, garam, dan bawang putih.
Ayam kemudian dibakar hingga muncul sesasi gosong dan berasap.
Pengolahan sambal gepeng harus menggunakan bahan utama berupa kacang tholo atau kedelai.
Sego wiwit disajikan di atas tampah (kerajinan yang biasa digunakan untuk mengayak beras) yang telah dilapisi daun pisang.
Sajian sego wiwit akan dimakan bersama-sama warga setelah selesai melakukan ritual wiwitan.
Pada perkembangannya, sego wiwit disajikan dalam bentuk mini yang dapat disantap secara perorangan.
Sego wiwit merupakan sajian yang tidak biasa dijual di warung makan atau restoran.
Namun saat ini, ada sejumlah tempat makan menyediakan sego wiwit, seperti Lesehan Sego Wiwit (Prambanan) maupun Sego Wiwit Hawe (Klaten)