SENTANI, KOMPAS.com - Dua speedboat yang ditumpangi rombongan Polres Jayapura dan Tim Colo Sagu bertolak dari Dermaga Pol Air Polda Papua di Danau Sentani menuju ke Kampung Abar, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (5/8/2023) pukul 10.00 WIT.
Rombongan ini dipimpin oleh Kapolres Jayapura, AKBP Fredreckus WA Maclarimboen. Kompas.com termasuk dalam rombongan tersebut.
Dengan menyelusuri Danau Sentani dan melewati beberapa kampung, rombongan akhirnya tiba sekitar pukul 10.30 WIT di Dermaga Kampung Abar.
Di dermaga aparat kampung, para tokoh adat dan tokoh masyarakat beserta beberapa warga langsung menyembut dan mengarahkan rombongan ke Obhe (para-para adat).
Kampung Abar berada di pesisir Danau Sentani bagian tengah. Di kampung ini terdapat beberapa marga, yani Ebalkoy, Felle, Doyapo dan Kalembulu.
Baca juga: Menparekraf Resmikan TIC Bandara Sentani Bersistem Barcode, Diklaim yang Pertama di Indonesia
Selain itu, Kampung Abar terkenal sebagai salah satu kampung tertua di wilayah Danau Sentani.
Kampung Abar, merupakan salah satu kampung di pesisir Danau Sentani yang terkenal dengan pembuatan sempe atau gerabah tradisional secara turun-temurun. Hingga kini masih terus dilestarikan dengan baik oleh masyarakat sekitarnya.
Pembuatannya sempe menggunakan tanah liat yang diambil oleh masyarakat Kampung Abar di daerah perbukitan yang terletak tak jauh dari lokasi perkampungan. Hal ini memudahkan masyarakat Kampung Abar, guna membuat sempe secara tradisional.
Di Obhe, para tokoh adat bersama perwakilan masyarakat yang terdiri dari pemuda dan ibu-ibu turut hadir mendengerkan langsung bincang-bincang sagu selingkuh (saya berguna selamatkan lingkungan hidup) bersama Kapolres Jayapura dan tim Colo Sagu yang berlangsung di Obhe.
Kapolres Jayapura, AKBP Fredrickus memberikan dukungan terhadap pelaksanaan festival makan papeda bersama dalam satu waktu yang akan dilaksanakan oleh masyarakat Kampung Abar pada tanggal 30 September 2023.
“Saya tetap memberikan dukungan. Oleh karena itu, sebelum dilaksanakannya festival ini, kita harus membuat pra festival, dengan melaksanakan tanam sagu bersama di Kampung Abar,” kata Fredrickus, sambil berdiskusi dengan tokoh adat dan perwakilan masyarakat di Obhe, Kampung Abar.
Menurut Fredrickus, sebelum pelaksanaannya pesta makan sagu bersama dalam sempe, alangkah baiknya dilakukan kultivasi sagu terlebih dahulu, karena pentingnya menanam pohon sagu untuk anak cucu nantinya.
“Sebelum menuju ke festival, kita melakukan pra festival dengan melakukan beberapa kegiatan, salah satunya adalah menyembunyikan pohon sagu yang dikemas dengan colo sagu di Kampung Abar,” tutur dia.