Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malaysia Tanam Padi Varietas Adan, Penjualan Beras Krayan Kaltara Menurun

Kompas.com - 18/08/2023, 05:00 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com - Padi organik Adan, menjadi salah satu sumber ekonomi warga perbatasan RI-Malaysia di dataran tinggi Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara.

Namun, belakangan, penjualan ke Malaysia harus terkendala dengan adanya warga Ba'kelalan Malaysia, yang ikut menanam padi varietas Adan dengan meniru metode tanam warga Krayan.

"Sebenarnya kita satu suku, satu ras, hanya beda negara. Terus terang, penjualan beras Krayan saat ini mengalami kendala. Warga Ba'kelalan Malaysia mulai membudidayakan padi Adan,"ujar Penyuluh Pertanian Kecamatan Krayan Induk, Charles, ditemui, Rabu (16/8/2023).

Baca juga: Kalah Bersaing dengan Produk Malaysia, Toko Indonesia Krayan Bakal Dioperasikan 2024

Fenomena ini tentu menjadi kekhawatiran tersendiri. Apalagi jika melihat kondisi geografis Krayan yang masih terisolir, dan hanya bisa ditempuh melalui jalur udara.

Penjualan ke Malaysia tentu menjadi pilihan utama, karena jika menerbangkan beras Adan ke wilayah lain di Kaltara, harga beras akan jauh melambung, yang sudah barang pasti membuat pembeli berpikir ulang.

"Meski kalau bicara kualitas, padi Krayan memiliki kelebihan dengan adanya aturan keorganikannya. Kalau Malaysia, saya melihat menggunakan pupuk kimia,"katanya.

Baca juga: Modal Baju Robek Pinjaman, Anak Kuli Bangunan Ini Jadi Danpok Paskibraka di Istana Negara

Charles mencatat, luasan sawah di 5 kecamatan Krayan, kurang lebih sekitar 466,87 hektar. Dan setiap hektarnya, biasanya menghasilkan 3,5 ton padi.

Meski secara kualitas dan kuantitas padi hasil panen padi masih unggul ketimbang Bakelalan Malaysia, tetap saja, budi daya beras Adan di sana bakal menjadi ancaman serius bagi perputaran ekonomi di Krayan.

"Padi Adan kalau mau dibilang jujur, lebih banyak jadi bahan barter. Ratusan kilo dibawa masuk warga kami ke Malaysia, pulangnya bawa sembako, material. Saya bisa katakan ada 70 persen hasil panen, dipakai barter di Malaysia,"sesalnya.

Dan salah satu solusi mengatasi masalah tersebut adalah membuka keterisoliran, dengan jalan darat Malinau - Krayan.

Sayangnya, sejak mulai dibangun 10 tahun lalu, akses darat Malinau - Krayan, yang sempat menghidupkan asa warga tapal batas lepas dari keterisoliran, belum terwujud.

"Kami berharap, pemerintah bisa mencarikan solusi atas potensi ancaman kelestarian dan kelangsungan ekonomi warga Krayan. Setidaknya, mohon jalan darat Malinau - Krayan segera terbangun,"kata Charles.

Selain potensi ancaman atas eksistensi padi Adan, ada tradisi unik para petani Krayan.
Terdapat pula ancaman lain tak kalah membahayakan ketimbang warga Malaysia yang mulai membudi daya beras Adan.

Ancaman apakah itu? silakan pantau dan simak terus hasil liputan tim Kompas ekspedisi Menjadi Indonesia, bersama Robertus Belarminus, Fikri Hidayat, Gitano Prayogo, Nissi Elizabeth, Lina Sujud, Yulveni Setiadi dan Ahmad Dzulviqor di sini.

Tim Kompas.com dalam liputan ini dibekali apparel dari Eiger.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com