Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garam Gunung Krayan Jadi Alat Barter, Petani Minta Pemerintah Bantu Label Halal

Kompas.com - 17/08/2023, 13:59 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Khairina

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com - Garam gunung Krayan yang merupakan salah satu kekayaan alam dan keunikan wilayah perbatasan Republik Indonesia-Malaysia masih belum leluasa menembus pasar lokal.

Krayan masih menjadi daerah terisolir, meski pernah terbersit asa, dengan wacana dibukanya jalur darat Malinau-Krayan yang disebut sebagai kunci memutus keterisoliran.

Tokoh masyarakat Pa'Kebuan, Krayan, yang juga petani garam gunung, Simson, menyesalkan kurangnya perhatian pemerintah terhadap potensi unik ini.

"Saya ke mana-mana selalu membawa garam Krayan agar dikenal banyak orang. Itu salah satu usaha memperkenalkan garam gunung yang tergolong unik,"ujarnya, Selasa (15/8/2023).

Baca juga: Kisah Garam Gunung Krayan yang Banyak Dicari, Sulit Dipasarkan karena Akses Jalan Sulit
Promosi Simson akhirnya membuahkan hasil. Garam Gunung Krayan akhirnya dilirik Kementerian Perdagangan.

Dari support Kemendag, mereka membawa garam Krayan ke laboratorium.

Hasilnya, garam Krayan, mengandung 6,65 mg lodium, 0,67 persen kadar air, dan 94,1 persen kadar garam.

Selanjutnya, disarankan agar garam tersebut, dipasarkan dengan packaging menarik.

"Kami dapatkan lisensi dari Kementrian. Artinya, garam Krayan sudah layak jual. Tapi tetap saja, kondisi geografis Krayan membuat garam Krayan dijual ke Malaysia.

Jadi alat barter

Sejauh ini, masyarakat Krayan, masih mempraktekkan sistem barter, atau membayar barang dengan barang lainnya.

Tak terkecuali garam. Masyarakat sering membawa garam berpuluh kilogram ke Malaysia untuk ditukar dengan sembako ataupun material.

"Kalau seandainya garam kita dibeli secara cash, pasti warga sini sejahtera. Tapi ya begitu, jualnya hanya ke Malaysia, itupun seringnya barter,"katanya.

Baca juga: Persembahan Tari Merah Putih di HUT Ke-78 RI di Krayan, Patriotisme di Tapal Batas NKRI

Pondok garam di Pa'Kebuan, memang dibangun untuk warga sekitar.

Siapa saja mau membuat garam dipersilakan, bahkan anak-anak kecil di Pa'kebuan sudah pandai membuat garam.

Garam gunung direbus selama 2 hari, lalu kotoran diendapkan.

Setelah itu, air asin yang sudah bersih disedot dan ditampung dalam bak. Untuk selanjutnya kembali direbus untuk mendapatkan garam berwarna putih bersih.

Halaman:


Terkini Lainnya

Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Sejarah dan Makna Lambang Tut Wuri Handayani atau Logo Kemendikbudristek

Regional
Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Abu Vulkanik Gunung Ruang Selimuti Bandara Sam Ratulangi Manado

Regional
3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

3 Hari Dicari, Penambang yang Tertimbun Galian Batubara Belum Ditemukan

Regional
Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Cerita Penumpang Pesawat Terdampak Penutupan Bandara Sam Ratulangi, Terancam Tak Bisa Liburan ke Luar Negeri

Regional
Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,5 Terjadi di Halmahera Barat, Tak Berisiko Tsunami

Regional
Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Dimas Tewas Dianiaya Sesama Tahanan di Pekanbaru, 5 Orang Jadi Tersangka

Regional
Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Mantan Wakil Gubernur Maluku Daftar Cagub di PDI-P

Regional
Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Pekanbaru Siap Gelar Rakerwil I Apeksi 2024, Pj Walkot Muflihun: Persiapan Sudah Tuntas

Regional
Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Demo di Banjarnegara Ricuh, Fasum Rusak, 2 Polisi Luka, Ini Pemicunya

Regional
Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Angka Stunting di Lamongan Turun Drastis, Bupati Yuhronur Efendi Paparkan Caranya

Regional
Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Kakek di Serang Banten Lecehkan Remaja Lalu Diunggah ke Medsos

Regional
Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Kunker ke NTB, Presiden Jokowi Akan Resmikan Jalan Inpres dan Bendungan Tiu Suntuk

Regional
Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Panen Padi Triwulan I-2024 di Lamongan Berhasil, Rata-rata 7,34 Ton Per Hektar

Regional
Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Gelar Halal Bihalal Bersama Jajarannya, Mas Dhito Sampaikan Ini ke Pegawai Pemkab Kediri

Regional
Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Anggota Keluarga Jayabaya Kembali Daftar Bacabup Lebak lewat PDI-P dan Demokrat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com