BANGKA, KOMPAS.com - Sejumlah komoditas menjadi prioritas untuk ditanam sebagai antisipasi dampak musim kemarau panjang akibat fenomena El Nino.
Di Kepulauan Bangka Belitung komoditas yang diprioritaskan ditanam adalah padi, cabai, dan bawang.
Baca juga: 765 Hektar Sawah di Lampung Kekeringan, Pemprov Siapkan Ratusan Pompa Air
"Antisipasi dampak El Nino ini berkaitan juga dengan pengendalian inflasi. Karena banyak kebutuhan pokok yang didatangkan dari luar, maka produksi dari daerah sendiri harus ditingkatkan," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bangka Belitung Faturachman saat pertemuan dengan awak media, Senin (4/9/2023).
Fatur mengungkapkan, sentra padi sawah di Desa Rias Bangka Selatan dan Desa Namang Bangka Tengah akan terus dioptimalkan.
Di sana BI berperan aktif membentuk klaster dan pendampingan gabungan kelompok tani.
Beberapa komoditas lainnya, BI juga terjun langsung dalam program penanaman, memperkuat klaster-klaster yang juga dibentuk instansi lainnya.
"Bahkan untuk cabai kita sudah mulai surplus. Tapi dengan faktor cuaca saat ini semuanya bisa terdampak," ujar Fatur.
Dia memastikan, BI terus bersinergi dengan Pemerintah Daerah mendorong program-program pengendalin inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Antara lain melalui peningkatan luas tanam dan produktivitas komoditas hortikultura dan pangan lainnya terutama aneka cabai, bawang merah, sayur mayur, dan ikan air tawar.
Pada Agustus 2023, Bank Indonesia bersama dengan Kelompok Tani Dukong Jaya dan TPID Kabupaten Belitung melakukan panen cabai merah dengan jumlah yang ditanam sebanyak 19.000 batang dengan potensi total hasil panen sebanyak 19 ton.
"Upaya-upaya tersebut melibatkan kelompok tani, pondok pesantren, kelompok wanita tani, PKK, dan mitra lainnya guna mengurangi ketergantungan terhadap pasokan pangan dari luar Bangka Belitung," ungkap Fatur.
Baca juga: Dampak Kemarau, PDAM Solo Sebut Air Baku Bengawan Solo Hanya Bisa Diolah sampai Oktober
Sementara angka inflasi sepanjang Agustus 2023 untuk dua daerah utama di Bangka Belitung yakni Tanjung Pandan dan Pangkalpinang tercatat 3,45 persen (YoY).
Angka tersebut lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat 2,14 persen, namun tetap berada di kisaran target inflasi nasional 3+1 persen.
Secara spasial, kota Pangkalpinang mengalami inflasi bulanan 0,06 persen (mtm) atau secara tahunan sebesar 3,14 persen (yoy) dengan IHK 115,02. Inflasi bulanan (mtm) terutama bersumber dari kenaikan tarif dokter spesialis, kangkung, dan tarif rumah sakit.
Sedangkan inflasi tahunan (yoy) terutama bersumber dari komoditas bensin, beras, dan rokok kretek filter. Sementara itu, kota Tanjungpandan mengalami deflasi bulanan sebesar 0,40 persen (mtm) atau secara tahunan inflasi 3,99 persen (yoy) dengan IHK 116,37.
Deflasi bulanan terutama bersumber dari komoditas daging ayam, angkutan udara, dan bawang merah. Sedangkan andil inflasi tahunan bersumber dari komoditas bensin, angkutan udara, dan beras.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.