Labih telah menunggu berjam-jam namun belum ada seekorpun ikan yang memakan umpannya.
Dia menyadari bahwa memancing membutuhkan kesabaran, untuk itu dia tidak boleh berputus asa.
Tak berapa lama setelah melemparkan kailnya, tiba-tiba seekor ikan besar memakan umpannya dengan lahap.
Ikan tersebut menarik kailnya ke sana ke mari ingin segera melepaskan diri.
Baca juga: Legenda Putri Lumimuut, Asal-usul Etnis Minahasa
Labih menarik dan mengangkat kailnya dengan sekuat tenaga ke tepi sungai. Ia gembira melihat seekor ikan yang berada di ujung kailnya.
Dia kaget mendapatkan ikan sebesar itu yang baru pertama kali diperolehnya setelah bertahun-tahun memancing.
Setelah diamati, ternyata ikan tersebut adalah ikan patin. Dia membayangkan daging ikan yang sangat enak dan gurih.
Labih kemudian memutuskan berhenti memancing, karena ikan tersebut dapat digunakan untuk persediaan makan selama beberapa hari.
Setiap memancing, Labih tidak pernah mengambil ikan lebih dari kebutuhannya. Ia menyadari bahwa esok atau lusa, dia akan kembali memancing.
Saat akan memotong ikan , Labih tidak dapat menemukan pisau yang tajam. Ia pun harus mengasah pisau telebih dahulu.
Ketika Labih kembali ke dapur untuk membelah ikan. Labih mendapati bayi perempuan mungil yang cantik dengan wajah kemarah-merahan, bulu mata lentik, dan rambutnya hitam ikal.
Labih bingung dan gugup saat akan menyentuh bayi tersebut karena selama hidupnya belum pernah mengurus bayi.
Secara bertahap Labih belajar merawat bayi, mulai memandikan, menimang-nimang, menidurkannya, dan menghiburnya saat menangis. Bayi tersebut diberi nama Leniri.
Labih mendidik anaknya dengan budi pekerti dan mengajari dengan berbagai ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
Baca juga: Roro Anteng dan Joko Seger, Cerita Rakyat Suku Tengger
Ia juga sering mengajak anaknya mencari kayu bakar di hutan dan memencing di sungai untuk mengenalkan alam secara dekat.
Leniri tumbuh menjadi gadis yang cantik, berbudi, penurut, dan rajin membantu ayahnya. Dia juga pandai bergaul dengan orang -orang di sekitarnya sehingga banyak yang menyayanginya.
Leniri menjadi dambaan pemuda di kampungnya.
Pada suatu hari datang pemuda tampan yang bernama Simbun yang bermaksud melamar Leniri.
Labih tidak langsung menerima lamaran Simbun, karena puterinya adalah keturunan ikan patin.
Dia tidak ingin asal-usul puterinya yang selama ini dirahasiakan akan diketahui orang banyak.