Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Asal-usul Ikan Patin dari Kalimantan Tengah, Akibat Ingkar Janji

Kompas.com - 17/08/2023, 19:31 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Asal-usul Ikan Patin adalah salah satu cerita rakyat asal Kalimantan Tengah.

Terdapat beragam versi mengenai cerita Asal-usul Ikan Patin, salah satunya dari Kalimantan Tengah.

Cerita rakyat merupakan sastra lisan yang telah dikenal sejak lama dan berkembang secara turun temurun.

Sastra lisan tersebut biasanya juga disertai dengan pesan moral.

Berikut ini adalah cerita Asal-usul Ikan Patin dari Kalimantan Tengah.

Asal-usul Ikan Patin dari Kalimatan Tengah

Alkisah di salah satu kampung di Kalimantan Tengah, ada sepasang suami istri yang hidupnya sangat miskin.

Sang suami bernama Labih dan istrinya bernama Manyang.

Meskipun hidup miskin, namun mereka selalu rukun, damai, dan bahagia.

Keduanya merupakan pasangan suami istri yang saling menyayangi, selalu pergi berdua, dan saling membantu dalam setiap pekerjaan.

Ketika Labih ke hutan untuk mencari kayu atau ikan, istrinya selalu menyertainya.

Mereka telah menjalani penikahan hampir sepuluh tahun tanpa kehadiran seorang anak. Setiap hari, mereka berdoa kepada Tuhan agar dikaruniai anak.

Baca juga: Asal-usul Nama Irian: Cerita Rakyat Asal Papua dan Pesan Moral

Suatu saat, Manyang meninggal dunia karena sakit. Peristiwa tersebut membuat Labih sangat sedih dan hidup sendiri.

Labih adalah sosok suami yang sabar. Ia menyadari bahwa hidup hanya sementara.

  • Labih mendapat ikan besar

Ia tetap menjalani hidup seperti biasa. Setiap pulang dari hutan untuk mencari kayu bakar, dia selalu meluangkan waktu untuk mencari ikan di sungai sebagai lauk.

Kehidupan tersebut terus dijalaninya hingga dia menjadi seorang kakek.

Pada suatu hari seperti biasa, Labih pergi memancing ikan di sungai. Dia melempar kail kemudian duduk menunggu ikan memakan umpannya.

Labih berharap dapat memperoleh ikan karena persediaan lauk untuk makan telah habis.

Labih bersiul-siul sambil memegang kailnya, tak berapa lama gagang kailnya bergetar. Ia segera menyentak dan menarik kailnya ke tepi.

Alangkah kecewanya setelah melihat benda yang diperolehknya, yaitu ranting kayu.

Labih segera melepas ranting kayu dari mata kailnya dan memasang umpan yang lebih besar. Dia berharap akan memperoleh ikan yang lebih besar.

Labih telah menunggu berjam-jam namun belum ada seekorpun ikan yang memakan umpannya.

Dia menyadari bahwa memancing membutuhkan kesabaran, untuk itu dia tidak boleh berputus asa.

Tak berapa lama setelah melemparkan kailnya, tiba-tiba seekor ikan besar memakan umpannya dengan lahap.

Ikan tersebut menarik kailnya ke sana ke mari ingin segera melepaskan diri.

Baca juga: Legenda Putri Lumimuut, Asal-usul Etnis Minahasa

Labih menarik dan mengangkat kailnya dengan sekuat tenaga ke tepi sungai. Ia gembira melihat seekor ikan yang berada di ujung kailnya.

Dia kaget mendapatkan ikan sebesar itu yang baru pertama kali diperolehnya setelah bertahun-tahun memancing.

Setelah diamati, ternyata ikan tersebut adalah ikan patin. Dia membayangkan daging ikan yang sangat enak dan gurih.

  • Mendapatkan bayi

Labih kemudian memutuskan berhenti memancing, karena ikan tersebut dapat digunakan untuk persediaan makan selama beberapa hari.

Setiap memancing, Labih tidak pernah mengambil ikan lebih dari kebutuhannya. Ia menyadari bahwa esok atau lusa, dia akan kembali memancing.

Saat akan memotong ikan , Labih tidak dapat menemukan pisau yang tajam. Ia pun harus mengasah pisau telebih dahulu.

Ketika Labih kembali ke dapur untuk membelah ikan. Labih mendapati bayi perempuan mungil yang cantik dengan wajah kemarah-merahan, bulu mata lentik, dan rambutnya hitam ikal.

Labih bingung dan gugup saat akan menyentuh bayi tersebut karena selama hidupnya belum pernah mengurus bayi.

Secara bertahap Labih belajar merawat bayi, mulai memandikan, menimang-nimang, menidurkannya, dan menghiburnya saat menangis. Bayi tersebut diberi nama Leniri.

Labih mendidik anaknya dengan budi pekerti dan mengajari dengan berbagai ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

Baca juga: Roro Anteng dan Joko Seger, Cerita Rakyat Suku Tengger

Ia juga sering mengajak anaknya mencari kayu bakar di hutan dan memencing di sungai untuk mengenalkan alam secara dekat.

  • Leniri menjadi gadis cantik

Leniri tumbuh menjadi gadis yang cantik, berbudi, penurut, dan rajin membantu ayahnya. Dia juga pandai bergaul dengan orang -orang di sekitarnya sehingga banyak yang menyayanginya.

Leniri menjadi dambaan pemuda di kampungnya.

Pada suatu hari datang pemuda tampan yang bernama Simbun yang bermaksud melamar Leniri.

Labih tidak langsung menerima lamaran Simbun, karena puterinya adalah keturunan ikan patin.

Dia tidak ingin asal-usul puterinya yang selama ini dirahasiakan akan diketahui orang banyak.

Namun dengan berbagai pertimbangan, Labih akhirnya menerima lamaran tersebut dengan sejumlah syarat.

Labih mengungkapkan jika Leniri merupakan keturunan ikan patin, maka jika Simbun ingin menikahinya berjanji untuk tidak mengatakan asal-usul puterinya dan menyayanginya.

Simbun akhirnya sepakat tidak akan mengungkap asal-usul Leniri dan menyayanginya. Labih kemudian menerima lamaran Simbun.

Leniri dan Simbun menikah, mereka hidup bahagia. Satu tahun kemudian, pasangan tersebut dikaruniai anak laki-laki yang tampan yang diberi nama Ari.

  • Kembali menjadi ikan patin

Suatu hari, Leniri meminta Simbun untuk menunggu Ari yang tengah tidur lelap di ayunan. Dirinya akan mencuci dan menjemur baju.

Baca juga: Asal-usul Naga, Makhluk Legenda Ternama di Dunia

Leniri belum pulang menjelang siang. Simbun yang kesal menunggu memutuskan akan menyusul istrinya.

Langkahnya terhenti saat mendengar Ari menangis keras. Ia bertambah kesal dan marah.

Tanpa disadari Simbun berucap," Dasar ibumu memang keturunan ikan. Kalau ketemu air pasti tidak mau berhenti".

Leniri yang telah kembali dari sungai mendengar ucapan tersebut dan tidak sanggup menahan air matanya karena sedih.

Ia tidak menyangka bahwa suaminya akan melangar janji pernikahan.

Leniri masuk rumah dan menyusui anaknya. Ia kemudian mendekati suaminya dan meminta suaminya menjaga buah hati mereka dengan baik-baik.

Karena dirinya akan kembali ke tempat asal di sungai. Hal tersebut terjadi, karena suaminya melanggar sumpahnya sendiri.

Simbun menyesal telah melanggar janjinya dan tidak dapat berkata apa-apa karena telah menyakiti istrinya.

Saat Simbun akan minta maaf, Leniri telah pergi. Simbun berusaha mengejar hingga tepi sungai, namun Leniri telah menjadi ikan patin.

Pesan Moral Asal-usul Ikan Patin

Janji yang ditepati adalah perbuatan terpuji, sedangkan ingkar janji adalah perbuatan yang tidak terpuji dan dapat menyengsarakan.

Sumber:

warisanbudaya.kemdikbud.go.id dan onesearch.id

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata PGSI

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata PGSI

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Video Viral Seorang Pria di Kupang Dipukul Pakai Kayu di Tangan hingga Pingsan, Kasus Berujung ke Polisi

Regional
Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Pembunuh Kekasih Sesama Jenis di Banten Dituntut 16 Tahun Penjara

Regional
Saat Angka Kasus Stunting di Kendal Naik 4,9 Persen...

Saat Angka Kasus Stunting di Kendal Naik 4,9 Persen...

Regional
MK Tolak Permohonan PHPU, KPU Banyumas Segera Tetapkan Caleg Terpilih

MK Tolak Permohonan PHPU, KPU Banyumas Segera Tetapkan Caleg Terpilih

Regional
16 Pekerja Migran Nonprosedural di Batam Berenang dari Tengah Laut

16 Pekerja Migran Nonprosedural di Batam Berenang dari Tengah Laut

Regional
Pimpinan Ponpes di Inhu Cabuli 8 Siswanya

Pimpinan Ponpes di Inhu Cabuli 8 Siswanya

Regional
'Long Weekend', Daop 5 Purwokerto Tambah Tempat Duduk KA Tujuan Jakarta dan Jember

"Long Weekend", Daop 5 Purwokerto Tambah Tempat Duduk KA Tujuan Jakarta dan Jember

Regional
Rem Blong, Truk Trailer Tabrak Motor di Magelang, 1 Orang Tewas

Rem Blong, Truk Trailer Tabrak Motor di Magelang, 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com