BANYUMAS, KOMPAS.com - Situasi menegangkan terjadi di area tambang emas ilegal di Grumbul Tajur, Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada Selasa (25/7/2023) malam.
Awalnya, aktivitas penambangan berjalan seperti biasa.
Dua kelompok penambang mulai masuk ke lubang Dondong dan lubang Bogor pada waktu yang hampir bersamaan sekitar pukul 20.00 WIB.
Baca juga: Mereka yang Menanti Kepulangan Korban Insiden Tambang Emas Banyumas...
Mulut kedua lubang atau sumur tambang ini jaraknya hanya sekitar 15 meter. Masing-masing lubang tertutup oleh gubuk kayu yang dibangun di atasnya.
Dua jam berselang, kelompok lubang Dondong dikagetkan dengan kebocoran air pada kedalaman 20 meter. Mereka bergegas naik dan mengabarkan operator lubang Bogor yang berada di atas.
Namun saat kembali ke dalam untuk menambal kebocoran, lubang sudah tertutup air. Pada waktu hampir bersamaan, lubang Bogor yang berada di sampingnya juga telah tergenang air.
Delapan penambang di lubang Bogor yang diperkirakan berada di kedalaman 50-60 meter tak memiliki cukup waktu untuk menyelamatkan diri, karena air datang begitu cepat.
Para penambang tradisional ini sempat berupaya menyedot air dengan mesin pompa, namun tak membuahkan hasil. Peristiwa itu dilaporkan ke polisi pukul 07.00 keesokan harinya.
Hingga Sabtu (29/7/2023) petang, belum diketahui nasib delapan penambang asal Bogor, Jawa Barat ini. Tim SAR belum dapat menjangkau lokasi penambang terjebak karena lubang masih dipenuhi air.
Baca juga: Bantu Selamatkan 8 Penambang dari Lubang Galian Banyumas, Warga Lokal Gelar Ritual
Nino, salah satu penambang menceritakan, di dalam terdapat beberapa sumur yang dibuat mengikuti urat emas. Sumur-sumur itu dihubungkan dengan lorong-lorong sempit.
Lubang tersebut memiliki diameter antara 70-90 sentimeter, sehingga para penambang harus berjalan merunduk.
Kedalamannya mulai sekitar 20 meter sampai 60 meter, tergantung jumlah lubang di dalamnya.
Di sekeliling lubang itu terpasang balok-balok kayu untuk penyangga mengantisipasi reruntuhan tanah. Kondisinya gelap, pengap dan panas.
"Kalau masuk ya masuk saja (tanpa menggunakan peralatan keselamatan), kadang juga tidak pakai kaus, nyeker (tidak pakai sandal)," kata Nino kepada wartawan di sekitar lokasi, Kamis (27/7/2023).