Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penambang Bertaruh Nyawa di Tambang Tajur Banyumas (Bagian 1)

Kompas.com - 30/07/2023, 09:59 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

Dengan hanya mengandalkan penerangan dari senter, Nino biasa bekerja di bawah tanah hingga 12 jam, bahkan pernah sampai 24 jam.

Sumber oksigen berasal dari pipa blower yang sekaligus digunakan untuk komunikasi dengan operator di atas.

Sedangkan untuk kebutuhan makan dan minum dipasok dari atas menggunakan katrol. Katrol ini berfungsi untuk menaikkan karung-karung berisi material tambang.

Dengan risiko sebesar itu, Nino yang sudah 10 tahun menjadi penambang tradisional ini tetap melakoni pekerjaannya. Ia awalnya menambang di lokasi lain, namun belakangan pindah ke Tajur.

"Ketika sudah masuk ibaratnya jihad, bagaimana pun ini untuk menafkahi keluarga, yang penting bisa menyekolahkan anak," ucap Nino yang berasal dari Kecamatan Gumelar, Banyumas ini.

Baca juga: Menunggu Kabar 8 Penambang Emas di Banyumas yang Terjebak di Dalam Lubang

Demi mengisi perut

Hal senada disampaikan Darkim (44) dan Agus (40), keduanya memakai nama samaran. Dua warga lokal ini nekat menyusuri lubang-lubang di bawah tanah demi mengisi perut.

"Intinya bagaimana cara mengubah nasib. Awalnya numpang tidur (di rumah mertua), sekarang bisa punya gubuk sendiri," jawab Darkim ketika ditanya latar belakang memilih pekerjaan ini.

"Karena kebutuhan," sahut Agus yang duduk di tumpukan bekas material galian tanah bersama Darkim.

Keduanya sadar, pekerjaan ini memiliki risiko tinggi. Keduanya tahu di lokasi itu juga pernah ada dua orang penambang yang tewas karena diduga menghirup gas beracun, beberapa tahun lalu.

Baca juga: Kesaksian Penambang Emas di Banyumas, Pernah Nyaris Terjebak Dalam Lubang Puluhan Meter

Bahkan, Darkim pernah nyaris terjebak seperti delapan penambang asal Bogor, karena ada kebocoran air. Beruntung, Darkim saat itu dapat menyelamatkan diri keluar dari lubang.

Hasil tak menentu

Lantas berapa penghasilan mereka? Apakah setimpal dengan risiko yang dihadapi? Darkim dan Agus hanya saling menatap, tidak menjawab secara pasti nominal penghasilannya.

"Hasilnya enggak menentu, tergantung harga pasaran dan kadar emas yang didapatkan," ujar Darkim.

Darkim menggambarkan, dalam satu karung material biasanya dapat menghasilkan emas 10 gram. Hasilnya, masing-masing 20 persen untuk pemilik lahan dan pemodal, sisanya dibagi para pekerja.

Namun tak jarang material yang diangkat juga tidak ada kandungan emasnya sama sekali.

Baca juga: Doa Bersama Digelar di Lokasi 8 Penambang Emas Terjebak di Lubang Galian Banyumas

"Ya sekarang sudah bisa beli tanah untuk investasi," kata Agus.

Darkim mengatakan, dahulu menjual hasil tambang berupa material mentah. Namun kini banyak penambang yang telah memiliki alat pengolahan sendiri di rumahnya masing-masing.

"Untuk satu karung (material) pengolahannya butuh waktu 3 sampai 4 jam," ujar Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

'Long Weekend', Daop 5 Purwokerto Tambah Tempat Duduk KA Tujuan Jakarta dan Jember

"Long Weekend", Daop 5 Purwokerto Tambah Tempat Duduk KA Tujuan Jakarta dan Jember

Regional
Rem Blong, Truk Trailer Tabrak Motor di Magelang, 1 Orang Tewas

Rem Blong, Truk Trailer Tabrak Motor di Magelang, 1 Orang Tewas

Regional
Pengakuan Kurir Sabu yang Ditangkap di Magelang: Ingin Berhenti, tapi Berutang dengan Bandar

Pengakuan Kurir Sabu yang Ditangkap di Magelang: Ingin Berhenti, tapi Berutang dengan Bandar

Regional
Jadi Tersangka Kasus Korupsi Dana Internet Desa, Mantan Wabup Flores Timur Ajukan Praperadilan

Jadi Tersangka Kasus Korupsi Dana Internet Desa, Mantan Wabup Flores Timur Ajukan Praperadilan

Regional
Pengakuan Pelaku Penyelundupan Motor Bodong ke Vietnam, Per Unit Dapat Untung Rp 5 Juta

Pengakuan Pelaku Penyelundupan Motor Bodong ke Vietnam, Per Unit Dapat Untung Rp 5 Juta

Regional
Puluhan Anak Usia Sekolah di Nunukan Memohon Dispensasi Nikah akibat Hamil di Luar Nikah

Puluhan Anak Usia Sekolah di Nunukan Memohon Dispensasi Nikah akibat Hamil di Luar Nikah

Regional
Jurnalis NTB Aksi Jalan Mundur Tolak RUU Penyiaran

Jurnalis NTB Aksi Jalan Mundur Tolak RUU Penyiaran

Regional
Buntut Video Viral Perundungan Siswi SMP di Tegal, Orangtua Korban Lapor Polisi

Buntut Video Viral Perundungan Siswi SMP di Tegal, Orangtua Korban Lapor Polisi

Regional
Video Viral Pj Bupati Kupang Marahi 2 ASN karena Swafoto Saat Upacara Bendera

Video Viral Pj Bupati Kupang Marahi 2 ASN karena Swafoto Saat Upacara Bendera

Regional
Terbukti Berzina, Mantan Suami dan Ibu Norma Risma Divonis 9 dan 8 Bulan Penjara

Terbukti Berzina, Mantan Suami dan Ibu Norma Risma Divonis 9 dan 8 Bulan Penjara

Regional
DBD Merebak, 34 Warga Sumsel Meninggal Dunia

DBD Merebak, 34 Warga Sumsel Meninggal Dunia

Regional
Pekan Sawit 2024 di ATI Padang, Menperin Fokuskan Kebijakan Hilirisasi

Pekan Sawit 2024 di ATI Padang, Menperin Fokuskan Kebijakan Hilirisasi

Regional
Jaringan Pengiriman Motor Bodong ke Vietnam Dibongkar, Pelakunya Warga Demak

Jaringan Pengiriman Motor Bodong ke Vietnam Dibongkar, Pelakunya Warga Demak

Regional
Pemkab Aceh Barat Bangun 600 Jamban untuk Warga Miskin

Pemkab Aceh Barat Bangun 600 Jamban untuk Warga Miskin

Regional
8 Orang Meninggal akibat DBD di Solo, Mengapa Kasusnya Masih Tinggi?

8 Orang Meninggal akibat DBD di Solo, Mengapa Kasusnya Masih Tinggi?

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com