Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penambang Bertaruh Nyawa di Tambang Tajur Banyumas (Bagian 1)

Kompas.com - 30/07/2023, 09:59 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BANYUMAS, KOMPAS.com - Situasi menegangkan terjadi di area tambang emas ilegal di Grumbul Tajur, Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada Selasa (25/7/2023) malam.

Awalnya, aktivitas penambangan berjalan seperti biasa.

Dua kelompok penambang mulai masuk ke lubang Dondong dan lubang Bogor pada waktu yang hampir bersamaan sekitar pukul 20.00 WIB.

Baca juga: Mereka yang Menanti Kepulangan Korban Insiden Tambang Emas Banyumas...

Mulut kedua lubang atau sumur tambang ini jaraknya hanya sekitar 15 meter. Masing-masing lubang tertutup oleh gubuk kayu yang dibangun di atasnya.

Dua jam berselang, kelompok lubang Dondong dikagetkan dengan kebocoran air pada kedalaman 20 meter. Mereka bergegas naik dan mengabarkan operator lubang Bogor yang berada di atas.

Namun saat kembali ke dalam untuk menambal kebocoran, lubang sudah tertutup air. Pada waktu hampir bersamaan, lubang Bogor yang berada di sampingnya juga telah tergenang air.

Baca juga: 8 Pekerja Tambang Emas Ilegal di Banyumas Terjebak Sekitar 70 Jam, Basarnas: Tetap Berdoa yang Terbaik

Delapan penambang di lubang Bogor yang diperkirakan berada di kedalaman 50-60 meter tak memiliki cukup waktu untuk menyelamatkan diri, karena air datang begitu cepat.

Para penambang tradisional ini sempat berupaya menyedot air dengan mesin pompa, namun tak membuahkan hasil. Peristiwa itu dilaporkan ke polisi pukul 07.00 keesokan harinya.

Hingga Sabtu (29/7/2023) petang, belum diketahui nasib delapan penambang asal Bogor, Jawa Barat ini. Tim SAR belum dapat menjangkau lokasi penambang terjebak karena lubang masih dipenuhi air.

Baca juga: Bantu Selamatkan 8 Penambang dari Lubang Galian Banyumas, Warga Lokal Gelar Ritual

Gambaran lokasi

Tim SAR gabungan melihat lubang galian penambangan emas di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (30/7/2023).DOK BASARNAS CILACAP Tim SAR gabungan melihat lubang galian penambangan emas di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (30/7/2023).

Nino, salah satu penambang menceritakan, di dalam terdapat beberapa sumur yang dibuat mengikuti urat emas. Sumur-sumur itu dihubungkan dengan lorong-lorong sempit.

Lubang tersebut memiliki diameter antara 70-90 sentimeter, sehingga para penambang harus berjalan merunduk.

Kedalamannya mulai sekitar 20 meter sampai 60 meter, tergantung jumlah lubang di dalamnya.

Di sekeliling lubang itu terpasang balok-balok kayu untuk penyangga mengantisipasi reruntuhan tanah. Kondisinya gelap, pengap dan panas.

"Kalau masuk ya masuk saja (tanpa menggunakan peralatan keselamatan), kadang juga tidak pakai kaus, nyeker (tidak pakai sandal)," kata Nino kepada wartawan di sekitar lokasi, Kamis (27/7/2023).

Dengan hanya mengandalkan penerangan dari senter, Nino biasa bekerja di bawah tanah hingga 12 jam, bahkan pernah sampai 24 jam.

Sumber oksigen berasal dari pipa blower yang sekaligus digunakan untuk komunikasi dengan operator di atas.

Sedangkan untuk kebutuhan makan dan minum dipasok dari atas menggunakan katrol. Katrol ini berfungsi untuk menaikkan karung-karung berisi material tambang.

Dengan risiko sebesar itu, Nino yang sudah 10 tahun menjadi penambang tradisional ini tetap melakoni pekerjaannya. Ia awalnya menambang di lokasi lain, namun belakangan pindah ke Tajur.

"Ketika sudah masuk ibaratnya jihad, bagaimana pun ini untuk menafkahi keluarga, yang penting bisa menyekolahkan anak," ucap Nino yang berasal dari Kecamatan Gumelar, Banyumas ini.

Baca juga: Menunggu Kabar 8 Penambang Emas di Banyumas yang Terjebak di Dalam Lubang

Demi mengisi perut

Warga menggelar ritual di dekat lubang tambang emas lokasi delapan pekerja terjebak, Warga Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (29/7/2023) petang.HANDOUT Warga menggelar ritual di dekat lubang tambang emas lokasi delapan pekerja terjebak, Warga Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Sabtu (29/7/2023) petang.

Hal senada disampaikan Darkim (44) dan Agus (40), keduanya memakai nama samaran. Dua warga lokal ini nekat menyusuri lubang-lubang di bawah tanah demi mengisi perut.

"Intinya bagaimana cara mengubah nasib. Awalnya numpang tidur (di rumah mertua), sekarang bisa punya gubuk sendiri," jawab Darkim ketika ditanya latar belakang memilih pekerjaan ini.

"Karena kebutuhan," sahut Agus yang duduk di tumpukan bekas material galian tanah bersama Darkim.

Keduanya sadar, pekerjaan ini memiliki risiko tinggi. Keduanya tahu di lokasi itu juga pernah ada dua orang penambang yang tewas karena diduga menghirup gas beracun, beberapa tahun lalu.

Baca juga: Kesaksian Penambang Emas di Banyumas, Pernah Nyaris Terjebak Dalam Lubang Puluhan Meter

Bahkan, Darkim pernah nyaris terjebak seperti delapan penambang asal Bogor, karena ada kebocoran air. Beruntung, Darkim saat itu dapat menyelamatkan diri keluar dari lubang.

Hasil tak menentu

Lantas berapa penghasilan mereka? Apakah setimpal dengan risiko yang dihadapi? Darkim dan Agus hanya saling menatap, tidak menjawab secara pasti nominal penghasilannya.

"Hasilnya enggak menentu, tergantung harga pasaran dan kadar emas yang didapatkan," ujar Darkim.

Darkim menggambarkan, dalam satu karung material biasanya dapat menghasilkan emas 10 gram. Hasilnya, masing-masing 20 persen untuk pemilik lahan dan pemodal, sisanya dibagi para pekerja.

Namun tak jarang material yang diangkat juga tidak ada kandungan emasnya sama sekali.

Baca juga: Doa Bersama Digelar di Lokasi 8 Penambang Emas Terjebak di Lubang Galian Banyumas

"Ya sekarang sudah bisa beli tanah untuk investasi," kata Agus.

Darkim mengatakan, dahulu menjual hasil tambang berupa material mentah. Namun kini banyak penambang yang telah memiliki alat pengolahan sendiri di rumahnya masing-masing.

"Untuk satu karung (material) pengolahannya butuh waktu 3 sampai 4 jam," ujar Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengakuan Pelaku Penyelundupan Motor Bodong ke Vietnam, Per Unit Dapat Untung Rp 5 Juta

Pengakuan Pelaku Penyelundupan Motor Bodong ke Vietnam, Per Unit Dapat Untung Rp 5 Juta

Regional
Puluhan Anak Usia Sekolah di Nunukan Memohon Dispensasi Nikah akibat Hamil di Luar Nikah

Puluhan Anak Usia Sekolah di Nunukan Memohon Dispensasi Nikah akibat Hamil di Luar Nikah

Regional
Jurnalis NTB Aksi Jalan Mundur Tolak RUU Penyiaran

Jurnalis NTB Aksi Jalan Mundur Tolak RUU Penyiaran

Regional
Buntut Video Viral Perundungan Siswi SMP di Tegal, Orangtua Korban Lapor Polisi

Buntut Video Viral Perundungan Siswi SMP di Tegal, Orangtua Korban Lapor Polisi

Regional
Video Viral Pj Bupati Kupang Marahi 2 ASN karena Swafoto Saat Upacara Bendera

Video Viral Pj Bupati Kupang Marahi 2 ASN karena Swafoto Saat Upacara Bendera

Regional
Terbukti Berzina, Mantan Suami dan Ibu Norma Risma Divonis 9 dan 8 Bulan Penjara

Terbukti Berzina, Mantan Suami dan Ibu Norma Risma Divonis 9 dan 8 Bulan Penjara

Regional
DBD Merebak, 34 Warga Sumsel Meninggal Dunia

DBD Merebak, 34 Warga Sumsel Meninggal Dunia

Regional
Pekan Sawit 2024 di ATI Padang, Menperin Fokuskan Kebijakan Hilirisasi

Pekan Sawit 2024 di ATI Padang, Menperin Fokuskan Kebijakan Hilirisasi

Regional
Jaringan Pengiriman Motor Bodong ke Vietnam Dibongkar, Pelakunya Warga Demak

Jaringan Pengiriman Motor Bodong ke Vietnam Dibongkar, Pelakunya Warga Demak

Regional
Pemkab Aceh Barat Bangun 600 Jamban untuk Warga Miskin

Pemkab Aceh Barat Bangun 600 Jamban untuk Warga Miskin

Regional
8 Orang Meninggal akibat DBD di Solo, Mengapa Kasusnya Masih Tinggi?

8 Orang Meninggal akibat DBD di Solo, Mengapa Kasusnya Masih Tinggi?

Regional
Balita 7 Bulan di Bima Jadi Korban Penculikan

Balita 7 Bulan di Bima Jadi Korban Penculikan

Regional
Aturan Baru PPDB SMP di Banyumas 2024, Tak Boleh Lagi Numpang KK

Aturan Baru PPDB SMP di Banyumas 2024, Tak Boleh Lagi Numpang KK

Regional
Kurir Sabu 2,5 Kilogram Ditangkap di Magelang, Buron dari Jaringan Aceh-Jawa

Kurir Sabu 2,5 Kilogram Ditangkap di Magelang, Buron dari Jaringan Aceh-Jawa

Regional
16 Pekerja Migran Nonprosedural Terdampar di Pulau Kosong Nongsa

16 Pekerja Migran Nonprosedural Terdampar di Pulau Kosong Nongsa

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com