Kepala Manggala Agni Daops Sumatera V/Dumai, Ismail Hasibuan mengatakan, kawasan yang terbakar itu merupakan semak belukar tanah gambut.
Kedalaman gambut yang mencapai dua sampai tiga meter menyulitkan petugas melakukan pemadaman.
Selain itu, tiupan angin yang sering berubah arah membuat petugas harus "makan" asap.
"Yang jadi kendala saat ini faktor alam. Angin kencang di lokasi dan berputar-putar. Makan asap sudah biasa," ujar Ismail kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Sabtu (22/4/2023).
Pemadaman titik api menggunakan mesin pompa air. Petugas juga membuat embung di lokasi untuk mendapatkan sumber air.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.