Hal ini menyebabkan mereka kehilangan waktu belajar dibandingkan yang lain.
Sebanyak 39 persen murid perempuan juga menyatakan pernah diejek temannya saat menstruasi. Kemudian, sebanyak 63 persen orangtua perempuan tidak pernah menjelaskan tentang menstruasi.
Melihat kebutuhan fasilitas sanitasi layak bagi remaja perempuan, Plan Indonesia melalui program Water for Women dan SMPN 2 Lopok pun menganggarkan.
Selain itu, demi mendorong agar isu menstruasi tidak tabu lagi, pihak sekolah, termasuk Sholifah, melakukan sosialisasi dan pemicuan STBM GESI dan MKM pada semua warga sekolah. Progres pemicuan ini juga dipantau secara berkala.
“Setelah dilakukan pemicuan, warga sekolah, termasuk murid dan orang tua, jadi lebih peduli dan berempati pada isu manajemen kebersihan menstruasi,” ujar Sholifa.
Sekarang, menstruasi tidak tabu lagi di sekolah tersebut. Semua perlengkapan menstruasi bagi kebutuhan remaja perempuan juga tersedia lengkap di toilet inklusif sekolah.
Mereka kini bisa mengakses pembalut secara gratis, handuk bersih, kertas bekas, sabun cuci tangan, tisu, cermin, lemari, hingga bak sampah.
Tidak berhenti di sini, untuk keberlanjutan program juga sudah dianggarkan melalui dana bantuan operasional sekolah (BOS), sehingga sanitasi layak tetap terus diterima oleh warga SMPN 2 Lopok.
Sholifah menilai, dengan segala upaya dan dukungan yang sudah dilakukan, sekarang remaja perempuan merasa lebih nyaman dan aman saat menstruasi di sekolah.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa, Junaedi, mengatakan, pemerintah berkomitmen akan lebih memperhatikan sanitasi sekolah dan manajemen kebersihan menstruasi.
Baca juga: Pompa Air Rusak, 141 Keluarga di Desa Jatisari Situbondo Krisis Air Bersih
Menurutnya, pendidik sebaya dan guru pembina UKS berperan penting dalam menepis tabu terkait menstruasi.
"Kami melalui petugas sanitarian puskesmas rutin turun ke sekolah untuk melihat bagaimana perkembangan kesehatan remaja dan manajemen menstruasi," kata Junaedi Rabu (12/4/2023).
"Butuh proses untuk wujudkan toilet inklusif di semua jenjang sekolah," demikian pungkas Junaedi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.