KUPANG, KOMPAS.com - Sebanyak 1.650 ternak sapi asal Nusa Tenggara Timur (NTT) dikirim ke tiga provinsi lain di Indonesia.
Pengiriman ribuan sapi yang berlangsung di Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang, Rabu (12/4/2023), dihadiri Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian, Bambang dan juga Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Kupang, Yulius Umbu Hunggar, mengatakan, ribuan sapi tersebut dikirim ke Jakarta, Pekanbaru dan Banjarmasin.
Baca juga: Pergerakan Mudik dan Libur Lebaran di NTB Diperkirakan 2 Juta Orang
Yulius memerinci, 1.650 sapi yang dikirim ke tiga provinsi itu jumlahnya sama, yakni masing-masing 550 ekor.
Ribuan sapi itu dikirim secara bertahap menggunakan tiga unit kapal laut, yakni KM Asia Pasifik, KM Camara Nusantara 4, dan KM Camara Nusantara 2.
“Sebanyak 1.650 ekor kita muat dan kirim dari Pelabuhan Laut Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara dan Pelabuhan Laut Tenau Kupang," kata Yulius.
Secara keseluruhan, lanjut dia, sudah ada 13.000 sapi yang dikirim dari Provinsi NTT untuk kebutuhan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia pada bulan Ramadhan.
"Khusus pengiriman kali ini, momennya pas untuk kebutuhan Bulan Ramadhan," kata Yulius.
Selain tiga provinsi itu, kata Yulius, dari Papua Barat juga telah mengajukan permintaan sapi dari NTT.
Karena, kata dia, ada indikasi masuknya penyakit mulut dan kuku pada sapi di wilayah Provinsi Maluku, yang selama ini sebagai daerah pemasok sapi untuk Papua Barat.
"Karena adanya kekhawatiran itu, mereka sekarang beralih ke NTT pengajuan dari Papua Barat itu sudah masuk ke Dinas Peternakan Provinsi NTT," kata Yulius.
Baca juga: 40 Tahun Penantian, Warga Desa Pulau Bungin NTB Akhirnya Dapat Air Bersih
Permintaan itu, lantaran NTT, hingga saat ini masih masuk kategori daerah bebas dari penyakit pada ternak.
Yulius juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala Badan Karantina Kementerian Pertanian dan Pemerintah Provinsi NTT yang telah memberikan perhatian serius untuk menjaga NTT menjadi zona hijau dari kasus penyakit mulut dan kuku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.