Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disdikbud NTT: 98 Persen ASN Masuk Kantor Tepat Waktu Pukul 05.30 Wita

Kompas.com - 07/03/2023, 13:41 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Andi Hartik

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Linus Lusi menyebutkan, mayoritas aparatur sipil negara (ASN) di Disdikbud NTT masuk kantor tepat waktu, yakni pukul 05.30 Wita.

"Untuk hari pertama dan hari kedua, ASN yang hadir tepat waktu sekitar 98 persen," kata Linus Lusi kepada sejumlah wartawan, Selasa (7/3/2023).

Seperti diketahui, jam masuk kantor ASN di Disdikbud Provinsi NTT maju dari jadwal semula, yakni pukul 05.30 Wita. Jadwal yang berlaku sejak Senin (6/3/2023) itu mengikuti kebijakan jam masuk sekolah untuk SMA dan SMK di NTT yang kini diterapkan di dua sekolah di Kota Kupang.

Baca juga: Ini 2 Alasan Disdikbud NTT Wajibkan ASN Masuk Pukul 05.30 Wita

Sejak kebijakan itu berlaku, ASN di Disdikbud harus masuk kerja lebih pagi. Ada yang datang pukul 04.50 Wita, ada juga yang datang terlambat atau sekitar pukul 05.50 Wita.

ASN yang datang terlambat langsung bergabung bersama rekannya yang lain di halaman kantor untuk berdoa bersama.

Baca juga: Cerita ASN Disdikbud NTT, Masuk Kantor Pukul 05.30 Sambil Ajak Anaknya

Menurut Linus, ini adalah awal yang baik untuk memulai kebijakan jam masuk kerja lebih awal.

"Saya kira kita memulai awal ini dengan baik. Lambat laun masuk kantor lebih awal akan menjadi budaya," ujar Linus.

Sementara itu, untuk ASN yang tidak masuk kantor, Linus menyebutkan, mereka sedang bertugas ke luar kota atau di kabupaten lainnya di NTT.

Pihaknya akan memantau dan mengevaluasi kebijakan ini. Ia berharap, kebijakan masuk kantor lebih awal ini bisa menjadikan ASN sebagai teladan dalam meningkatkan pelayanan birokrasi pendidikan di NTT.

Halaman:


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Puluhan Pendaki Dilaporkan Masih Terjebak di Gunung Marapi

Puluhan Pendaki Dilaporkan Masih Terjebak di Gunung Marapi

Regional
Update Marapi Erupsi, Dampak dan Upaya Evakuasi 70 Pendaki yang Terjebak

Update Marapi Erupsi, Dampak dan Upaya Evakuasi 70 Pendaki yang Terjebak

Regional
[POPULER REGIONAL] Momen Jubir Timnas Amin Hadiri Kampanye Ganjar | Sosok Pengemis 'Elite' di Ponorogo

[POPULER REGIONAL] Momen Jubir Timnas Amin Hadiri Kampanye Ganjar | Sosok Pengemis "Elite" di Ponorogo

Regional
Ganjar Dengarkan Curhat Petani soal Pupuk dan Jalan Rusak di Kendari

Ganjar Dengarkan Curhat Petani soal Pupuk dan Jalan Rusak di Kendari

Regional
Prakiraan Cuaca di Makassar Hari Ini, 4 Desember 2023: Siang Hujan Petir

Prakiraan Cuaca di Makassar Hari Ini, 4 Desember 2023: Siang Hujan Petir

Regional
Babinsa Dikeroyok Saat Melerai Keributan di Hajatan Pernikahan Warga di Grobogan

Babinsa Dikeroyok Saat Melerai Keributan di Hajatan Pernikahan Warga di Grobogan

Regional
Besaran UMP dan UMK 2024 di Provinsi Jawa Tengah

Besaran UMP dan UMK 2024 di Provinsi Jawa Tengah

Regional
Besaran UMP dan UMK 2024 di Provinsi Banten

Besaran UMP dan UMK 2024 di Provinsi Banten

Regional
Presiden Jokowi Cek Stok Beras dan Main Bola di Labuan Bajo

Presiden Jokowi Cek Stok Beras dan Main Bola di Labuan Bajo

Regional
Kronologi Anggota TNI Tewas Dianiaya 2 Senior di Semarang, Pukulan Hantam Leher dan Dada Korban

Kronologi Anggota TNI Tewas Dianiaya 2 Senior di Semarang, Pukulan Hantam Leher dan Dada Korban

Regional
Ketika Ganjar Pranowo Borong Pisang Rebus di CFD Kota Mataram

Ketika Ganjar Pranowo Borong Pisang Rebus di CFD Kota Mataram

Regional
Transmisi Listrik di Bangka Tersambar Petir, Picu Pemadaman Massal

Transmisi Listrik di Bangka Tersambar Petir, Picu Pemadaman Massal

Regional
Erupsi Gunung Marapi di Sumbar Picu Hujan Abu dan Kerikil, 70 Pendaki Dievakuasi

Erupsi Gunung Marapi di Sumbar Picu Hujan Abu dan Kerikil, 70 Pendaki Dievakuasi

Regional
Pengantin Pria di Palembang Minta Ganti Rugi Saat Tahu Calon Istrinya Menghilang Sepekan Sebelum Akad

Pengantin Pria di Palembang Minta Ganti Rugi Saat Tahu Calon Istrinya Menghilang Sepekan Sebelum Akad

Regional
Kisah Ika, Disabilitas di Sumbawa Peraih Gelar S1 yang Ingin Jadi Guru Bahasa Isyarat

Kisah Ika, Disabilitas di Sumbawa Peraih Gelar S1 yang Ingin Jadi Guru Bahasa Isyarat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com