Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Ratusan Buruh Smelter Timah di Bangka yang Dirumahkan, Hak Diduga Belum Diberikan

Kompas.com - 01/05/2024, 12:33 WIB
Heru Dahnur ,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com- Ratusan pekerja smelter timah di Bangka, Kepulauan Bangka Belitung diduga belum menerima hak setelah mereka dirumahkan.

"Kami sudah dapat laporan, ada sekitar 100 pekerja smelter yang dirumahkan. Hak-hak mereka belum dibayarkan," kata Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kepulauan Bangka Belitung Darusman Aswan kepada Kompas.com, Rabu (1/5/2024).

Baca juga: Massa Buruh Nyalakan Flare dan Kibarkan Bendera di Monas

Darusman menuturkan, status karyawan yang dirumahkan itu diduga sebagai modus perusahaan untuk tidak membayar gaji maupun pesangon.

Padahal di sisi lain sudah jelas bahwa smelter tidak lagi beroperasi.

"Kami menduga ini hanya modus. Kalau sudah berhenti kerja, seharusnya hak pekerja dibayarkan. Perusahaan punya aset untuk memenuhi semua itu," ujar Darusman.

Baca juga: Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) muncul setelah lima smelter timah di Bangka ditutup terkait kasus korupsi tata niaga yang diusut kejaksaan.

Menurut Darusman, sebagian perusahaan smelter telah memenuhi kewajibannya tak lama setelah berhenti beroperasi.

Namun masih ada satu perusahaan yang belum menyatakan kepastian pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya. Para pekerja disebut dirumahkan sementara dengan nasib yang tidak jelas.

"Persoalan ini akan kami sampaikan. Silakan proses hukum berjalan kalau memang ada korupsi tata niaga di sana, tapi hak pekerja harus diselesaikan sebagaimana mestinya," ujar Darusman.

Di sisi lain, SPSI mendukung jika lima smelter yang sempat disegel, diaktifkan kembali dalam waktu dekat ini.

Hal itu diharapkan bisa menggerakkan perekonomian daerah yang masih bergantung tambang timah dan proses peleburannya.

"Kami harapkan pekerja lama diprioritaskan kembali. Artinya ini bekerja dengan lembaran baru, pesangon mereka yang lama harus sudah dibayarkan," tegas dia.

Sementara itu, dari data Dinas Tenaga Kerja Kepulauan Bangka Belitung tercatat ada sebanyak 611 pekerja pada lima smelter yang kini bermasalah. Dari jumlah tersebut, sebagian sudah membuat laporan terkait adanya PHK.

Adapun wacana untuk mengaktifkan kembali lima smelter mengemuka saat rapat koordinasi tim Kejaksaan Agung dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di kantor gubernur Kepulauan Bangka Belitung.

"Untuk menghindari penurunan nilai aset yang terlalu jauh dan menggerakan kembali perekonomian masyarakat kita," kata Penjabat (Pj) Gubernur Bangka Belitung Syafrizal ZA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kembalikan Formulir di PDI-P, 3 Pendaftar Penjaringan Pilkada Kabupaten Semarang Bertemu

Kembalikan Formulir di PDI-P, 3 Pendaftar Penjaringan Pilkada Kabupaten Semarang Bertemu

Regional
Sempat Tak Sadarkan Diri, Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur Sadar Usai Operasi Otak

Sempat Tak Sadarkan Diri, Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur Sadar Usai Operasi Otak

Regional
BMKG Prediksi Sumbar Hujan Lebat, Masyarakat Diimbau Perhatikan Peringatan Dini

BMKG Prediksi Sumbar Hujan Lebat, Masyarakat Diimbau Perhatikan Peringatan Dini

Regional
Kepiluan Korban Banjir Lahar Dingin, Sawah dan Ladang Berubah Jadi Tumpukan Batu

Kepiluan Korban Banjir Lahar Dingin, Sawah dan Ladang Berubah Jadi Tumpukan Batu

Regional
Mayat Pria yang Ditemukan di Semarang Ternyata Sempat Dikeroyok hingga Tenggelam di Sungai

Mayat Pria yang Ditemukan di Semarang Ternyata Sempat Dikeroyok hingga Tenggelam di Sungai

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Tolak Dipimpin Kades Mantan Napi TPPO, Warga di Lombok Timur Segel Kantor Desa

Tolak Dipimpin Kades Mantan Napi TPPO, Warga di Lombok Timur Segel Kantor Desa

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Dugaan Korupsi Insentif Pajak, 235 Dokumen BPKD Aceh Barat Disita

Dugaan Korupsi Insentif Pajak, 235 Dokumen BPKD Aceh Barat Disita

Regional
Ibu Kandungnya Divonis 8 Bulan Penjara, Norma Risma: Lega tapi Berat

Ibu Kandungnya Divonis 8 Bulan Penjara, Norma Risma: Lega tapi Berat

Regional
Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus Pagi Ini, Disertai Gemuruh

Gunung Lewotobi Laki-laki 2 Kali Meletus Pagi Ini, Disertai Gemuruh

Regional
Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com