Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/03/2023, 16:07 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Andi Hartik

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai memberlakukan jam masuk kantor pukul 05.30 Wita. Ketentuan itu mengikuti jam masuk sekolah yang sudah diterapkan di dua sekolah di Kota Kupang.

Akibatnya, pegawai di Disdikbud Provinsi NTT harus berangkat lebih pagi dari biasanya.

Memaksimalkan pelayanan

Kepala Disdikbud NTT Linus Lusi mengatakan, kebijakan ASN masuk kantor pukul 05.30 Wita merupakan kali pertama di NTT.

Menurut Linus, kebijakan masuk kantor ini dilakukan karena banyak guru di NTT yang mengeluh tentang pelayanan yang belum maksimal.

"Banyak keluhan dari guru-guru itu disampaikan melalui layanan lapor Pak Kadis. Sehingga kita memulai dulu dengan masuk kantor pukul 05.30 Wita," ujar dia.

Baca juga: Mulai Hari Ini, ASN Disdikbud NTT Juga Masuk Kantor Pukul 05.30 Wita

Keluhan yang dilaporkan oleh para guru di daerah pedalaman itu seperti pelayanan pembuatan surat keputusan, program pendidikan profesi guru, Balai Pendidikan Menengah, serta kurikulum dan nomor induk pendidik dan tenaga kependidikan yang belum ditandatangani.

"Mereka mengeluhkan pelayanan itu yang belum maksimal," kata dia.

Baca juga: Cerita ASN Disdikbud NTT, Masuk Kantor Pukul 05.30 Sambil Ajak Anaknya

Mendukung jam masuk sekolah

Selain itu, kata Linus, hal yang paling penting dari diterapkannya masuk kantor pukul 05.30 Wita adalah adalah untuk mendukung gerakan siswa-siswi sekolah pukul 05.30 Wita. Sekolah masuk pukul 05.30 Wita itu sudah diterapkan di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 6 Kupang.

"Kita adalah gerakan terdepan dalam membingkai gerakan ini. Kita boleh beda pendapat tapi tidak boleh beda visi, karena yang mendesain kemajuan siswa dan sekolah dari Dinas P dan K bukan dari luar," tambah Linus.

Dia berharap, semua ASN di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tetap berpegang teguh pada kebijakan yang dijalani.

"Ada yang terlambat satu dua orang kita masih maklumi, tapi pagi ini sangat maksimal," kata Linus.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Ditinggal 15 Menit, Bocah 4 Tahun di Pemalang Sedang Tidur Hilang Misterius

Ditinggal 15 Menit, Bocah 4 Tahun di Pemalang Sedang Tidur Hilang Misterius

Regional
Pasien Rabies di Dompu Meninggal, Idap Gejala Takut Air dan Cahaya

Pasien Rabies di Dompu Meninggal, Idap Gejala Takut Air dan Cahaya

Regional
Melawan Saat Ditangkap, 2 Perampok Bersenjata Api di Riau Ditembak

Melawan Saat Ditangkap, 2 Perampok Bersenjata Api di Riau Ditembak

Regional
Penggugat Rp 204 Triliun soal Batas Usia Capres-Cawapres: Kalau Damai, Ada Hal yang Dipenuhi

Penggugat Rp 204 Triliun soal Batas Usia Capres-Cawapres: Kalau Damai, Ada Hal yang Dipenuhi

Regional
“ICS Blang Adoe untuk Rohingya, lalu Kami Tinggal di Mana?”

“ICS Blang Adoe untuk Rohingya, lalu Kami Tinggal di Mana?”

Regional
2 Senjata Tradisional Maluku, Salah Satunya Parang Salawaku

2 Senjata Tradisional Maluku, Salah Satunya Parang Salawaku

Regional
Terapkan Kabupaten/Kota Sehat, Bandung Barat Raih Penghargaan Swasti Saba Wistara

Terapkan Kabupaten/Kota Sehat, Bandung Barat Raih Penghargaan Swasti Saba Wistara

Regional
Mantan Pangdam XIV Hasanuddin Pimpin TPD Ganjar-Mahfud di Sultra

Mantan Pangdam XIV Hasanuddin Pimpin TPD Ganjar-Mahfud di Sultra

Regional
Antisipasi Hoaks dan Isu SARA di Bima, Polisi Bentuk Satgas Siber

Antisipasi Hoaks dan Isu SARA di Bima, Polisi Bentuk Satgas Siber

Regional
Curhat Produsen Tahu di Kota Semarang, Harga Kedelai Naik Bikin Omzet Berkurang

Curhat Produsen Tahu di Kota Semarang, Harga Kedelai Naik Bikin Omzet Berkurang

Regional
Kecewa Penetapan UMK 2024, Buruh di Banten Ancam Mogok Massal

Kecewa Penetapan UMK 2024, Buruh di Banten Ancam Mogok Massal

Regional
160 SPBU 'Nakal' di Jateng-DIY Disanksi Pertamina, Penyaluran BBM Subsidi Tidak Tepat Sasaran

160 SPBU "Nakal" di Jateng-DIY Disanksi Pertamina, Penyaluran BBM Subsidi Tidak Tepat Sasaran

Regional
Sebelum Meninggal, Eks Wali Kota Batu Eddy Rumpoko Mengeluh Sakit sejak 26 November

Sebelum Meninggal, Eks Wali Kota Batu Eddy Rumpoko Mengeluh Sakit sejak 26 November

Regional
Tidak Punya Dana, 1.621 Honorer di Lhokseumawe Diberhentikan

Tidak Punya Dana, 1.621 Honorer di Lhokseumawe Diberhentikan

Regional
Gibran: OPD Wajib Punya Event Tahunan yang Bisa Undang Ratusan Ribu Orang ke Solo

Gibran: OPD Wajib Punya Event Tahunan yang Bisa Undang Ratusan Ribu Orang ke Solo

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com