Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

48 Ternak Babi di Kupang Mati Mendadak, 1 Sampel Positif ASF

Kompas.com - 19/01/2023, 09:39 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Dinas Peternakan Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah menerima hasil sampel darah milik ternak babi yang mati mendadak di wilayah itu.

Sampel darah itu dikirim setelah 48 ekor ternak babi yang tersebar di enam kecamatan Kabupaten Kupang, ditemukan mati mendadak.

Baca juga: 16 Babi di Sikka Mati Mendadak, 3 di Antaranya Positif ASF

"Ada dua sampel darah yang kita kirim untuk diuji labotarorium di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Veteriner Oesapa, Kota Kupang," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Kabupaten Kupang Yosep Paulus, kepada Kompas.com, Kamis (19/1/2023).

Hasilnya, lanjut Yosep, sudah diterima pada Rabu (18/1/2023). Dua sampel yang dikirim itu berasal dari Kecamatan Kupang Timur dan Kecamatan Kupang Tengah.

"Satu sampel positif African Swine Fever (ASF) atau flu babi afrika dan satunya negatif ASF. Yang positif ASF itu dari Kecamatan Kupang Timur," kata Yosep.

Dengan hasil itu, Dinas Peternakan belum memastikan berapa banyak babi yang mati akibat virus ASF.

Yosef menyebut, banyak penyakit yang diidap oleh babi. Salah satunya hog cholera yang memiliki gejala sama dengan ASF.

"Sehingga perlu diuji lab, untuk memastikan penyebab matinya babi," ujar dia.

Dia menjelaskan, sesuai hasil observasi di lapangan, babi yang terserang menunjukan gejala klinis demam tinggi dengan suhu tubuh di atas 39 derajat celcius, lemas, bercak kemerahan di sekujur tubuh, dan hilangnya nafsu makan.

Kasus penyakit African Swine Fever (ASF) dan hog cholera hampir sama dan sulit untuk ditentukan karena itu sampel yang akan diperiksa paling lambat tiga atau empat hari ke depan sudah bisa diketahui etiologinya.

Dinas Peternakan juga telah mengeluarkan surat edaran yang berisi imbauan kepada semua kepala Pusat Kesehatan Hewan untuk berkoordinasi dengan camat maupun kepala desa untuk menyebarkan informasi kejadian kematian ternak babi.

Sebelumnya, Dinas Peternakan Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mencatat sebanyak 48 ternak babi milik warga mati mendadak.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Kabupaten Kupang Yosep Paulus mengatakan, puluhan ternak babi yang mati itu tersebar di enam Kecamatan.

Baca juga: 48 Hewan Ternak Babi di Kupang Mati Mendadak, Sampel Darah Diuji hingga Pemda Keluarkan Surat Edaran

"Ada babi yang mati dengan gejala nafsu makan menurun, ada bercak merah sampai kebiruan pada bagian dada, telinga dan panas," kata Yosep, kepada Kompas.com, Rabu (18/1/2023).

Yosep memerinci, dari 48 babi yang mati, paling banyak di Kecamatan Kupang Tengah sebanyak 18 ekor, kemudian Kecamatan Kupang Timur 15 ekor, Kecamatan Nekamese enam ekor, Kecamatan Takari lima ekor, Kecamatan Kupang Barat tiga ekor, dan Kecamatan Semau satu ekor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Bikin 20 Kreditur Fiktif, Mantan Pegawai Bank Korupsi KUR Rp 1,2 Miliar

Regional
Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, 'Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta'

Sambil Nangis, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Curhat ke Rektor, "Orangtua Saya Buruh, UKT Rp 8 Juta"

Regional
Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Menparekraf Sandiaga Uno Kunjungi Kampung Tenun di Bima, Beli Kain Motif Renda

Regional
Sempat Menghilang, Pedagang Durian 'Sambo' Muncul Lagi di Demak

Sempat Menghilang, Pedagang Durian "Sambo" Muncul Lagi di Demak

Regional
Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Diajak Menikah, Mahasiswi Ditipu Marinir Gadungan hingga Kehilangan Uang dan Ponsel

Regional
Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Hilang 9 Hari, Nenek 80 Tahun di Sikka Ditemukan Meninggal

Regional
Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Kesaksian Penumpang KM Bukit Raya Saat Kapal Terbakar, Sempat Disebut Ada Latihan

Regional
Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Irjen Pol Purn Johni Asadoma Mendaftar sebagai Calon Gubernur NTT ke PAN

Regional
Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Jadi Bandara Domestik, SMB II Palembang Tetap Layani Penerbangan ke Jeddah dan Mekkah

Regional
Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Mahasiswa di Ambon Tewas Gantung Diri, Diduga karena Masalah Asmara

Regional
Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Cabuli Anak Tiri Saat Istri Tak di Rumah, Pria di Agam Ditangkap Polisi

Regional
BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

BPBD Minta Warga Lebak Waspadai Hujan Lebat di Malam Hari

Regional
Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Napak Tilas 2 Abad Traktat London, BI Pamerkan Uang Kuno

Regional
2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

2 Pembeli Cula Badak Taman Nasional Ujung Kulon Ditangkap

Regional
Aniaya 2 'Debt Collector', Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Aniaya 2 "Debt Collector", Aiptu FN Sudah Jadi Tersangka

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com