RI bercerita RK adalah anak keduanya dari pernikahannya yang kedua. Menurutnya ia lebih menyayangi anak keduanya dibandingkan anak pertamanya.
Saat ini, anak pertamanya yang berusia 11 bulan diasuh oleh orang lain.
“Anak pertama itu tidak jelas bapaknya siapa. Tapi anak kedua ini saya tahu bapaknya, kami menikah tapi cerai, jadi saya lebih sayang yang ini,” ungkapnya.
RI juga bercerita telah menyiapkan pisau untuk menganiaya bayinya. Pisau tersebut ia sembunyikan agar tak diketahui keluarga RK.
“Saya memang sudah siap dipenjara,” ujarnya.
Baca juga: Selalu Terbayang Wajah Anak, Ibu yang Bunuh Bayinya Mengaku Menyesal
Selain itu RI mengaku, saat melakukan aksi kejinya, ia sempat mengucapkan takbir.
Pelaku sempat berusaha melukai perut anaknya, namun percobaan itu terkendala gurita yang dipakai korban.
Setelah itu, pelaku menganiaya leher anaknya menggunakan senjata tajam hingga akhirnya tewas.
Anak tertua EK, Yeti (28) bercerita saat hamil besar, RI sempat menemui ayahnya dan bercerita tentang perceraiannya.
Saat itu RI mengaku tak memiliki uang untuk melahirkan dan bersedia menyerahkan hak asuh anak yang dikandungnya.
Mendengar hal tersebut akhirnya ayahnya bersedia membantu biaya persalinan. Setelah melahirkan, pelaku masih ikut di rumah ayahnya selama dua hari.
"Hak asuh tersebut dengan surat perjanjian bermaterai, dua hari setelah melahirkan pelaku pamit pulang ke rumahnya. Barulah kemudian kemarin, Jumat (25/11) pelaku kembali lagi mengunjungi anaknya sehingga terjadilah kejadian naas tersebut," katanya.
Baca juga: Keluar Kamar Bawa Pisau dan Berlumuran Darah, Ibu Muda di Muara Enim Ternyata Bunuh Bayinya
Yeti bercerita awalnya mereka tak niat mengadopsi. Namun karena kasihan, mereka membantu RI dengan perjanjian tertulis yakni RI akan menyerahkan anaknya untuk diadopsi.
"Kami juga musyawarah, daripada terjadi hal yang tidak diinginkan atau bayi dibuang, lebih baik kami yang merawat maka keluarga sepakat untuk mengadopsi dan membiayai persalinan dengan perjanjian tertulis," katanya.
Yeti mengaku keluarga tak memiliki firasat apa apa karena pelaku sering main ke rumah dan tidak ada gerak-gerik mencurigakan.
Saat kejadian hanya ada saksi MN (19) di dalam rumah, sementara sang ayah, EK sedang di bengkel.
Ketika RI datang, MN mempersilahkan perempuan 22 tahun itu masuk ke kamar melihat RK yang sedang tidur.
Baca juga: Ditangkap, Ayah Tiri yang Bunuh Bayi 3,5 di Banjarmasin Mengaku Khilaf
Namun sekitar jam 17.00 WB, MN melihat RI berlumuran darah sambil memegang pisau keluar dari kamar bayi.
MN berusaha menangkap pisau pelaku hingga jari tangannya terluka.
Karena kalah tenaga, MN langsung berlari keluar dengan tujuan meminta pertolongan ke warga. Teriakan tersebut didengar Yumadi (37) dan datang langsung membantu korban mengamankan pelaku.
MN pun segera memeriksa sang bayi dan ternyata korban sudah tak bernyawa dengan luka di bagian leher.
Kapolres Muara Enim, AKBP Andi Supriadi mengatakan, mereka telah melakukan tes kejiwaan terhadap RI.
Hasilnya nanti akan dilihat apakah pelaku mengalami gangguan jiwa atau tidak.
“Untuk sekarang hasilnya belum keluar. Korban adalah anak kedua pelaku,” ujarnya.
Menurut Andi, anak pertama dari RI dititipkan kepada oranng lain di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.
“Usia anak yang pertama itu 11 bulan, yang kedua dibunuh oleh pelaku usianya 10 hari,” jelasnya.
Saat dimintai keterangan, RI mengaku kecewa dengan suaminya yang tidak bertanggung jawab dan kesal karena EK tak mau mengembalikan bayinya.
Atas perbuatannya pelaku akan dikenakan Pasal 80 ayat 3,4 UU Perlindungan Anak.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Aji YK Putra | Editor : Dheri Agriesta, Reni Susanti), Tribunnews.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.