BLORA, KOMPAS.com - Menempati area sekitar 2.000 meter persegi, lahan yang berada di pinggir sungai tepatnya Desa Sumberejo, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, dimanfaatkan untuk lokasi agrowisata sejumlah tanaman buah-buahan.
Agrowisata tersebut milik Adi Latif Mashudi, seorang eks tenaga kerja Indonesia (TKI) yang pernah bekerja di Korea Selatan dan kini memantapkan diri untuk menekuni profesi sebagai seorang petani.
Dia menamai agrowisata petik buah tersebut dengan sebutan Girli Smart Ecosystem Farming. Girli sendiri merupakan akronim dari pinggir kali.
Saat ini, terdapat dua green house dengan luas 500 meter persegi yang masing-masing ditanami tanaman melon sejumlah varietas.
"Di sini ada 4 jenis melon, chamoe dari Korea Selatan, ada benih inthanon atau golden emerald, kemudian ada new kinanti dan kirani selaku dari benih lokal," ucap Adi, saat ditemui Kompas.com, di lokasi, Kamis (25/4/2024).
Dalam satu green house terdapat sekitar 1.000 tanaman melon yang panen tiap dua bulan sekali.
Dalam sekali panen, dirinya mampu memproduksi sekitar 1 ton melon dengan harga sekitar Rp 30.000 per kilogramnya.
"Kurang lebih omzet sekitar Rp 25 sampai Rp 30 juta minimal sekali panen," kata dia.
Untuk menyiapkan area seluas 2.000 meter persegi lengkap dengan green house dan sarana prasarana lainnya, Adi mengaku merogoh uang hampir Rp 900 juta yang diambil dari tabungannya selama lebih dari 5 tahun bekerja di Korea Selatan.
"Untuk analisa permodalan sebenarnya relatif besar untuk sekelas di desa, karena investasi total saya keseluruhan mengucurkan modal lebih dari Rp 700 juta. Karena memang saya berfokus di sini dan tidak akan berjalan satu atau dua tahun saja, saya akan terus bertahan di sini dan memperjuangkan girli farm," terang dia.
Keberadaan agrowisata yang belum genap berusia satu tahun tersebut, manfaatnya sudah dapat dirasakan oleh masyarakat.
Setidaknya, untuk memanen buah melon yang ditanam, Adi membutuhkan waktu sekitar dua bulan.
"Kalau sampai panen itu kita proses selama dua bulan kurang lebih, maksimal itu di 70 hari," kata dia.
Agrowisata yang sudah melewati tiga kali masa panen, saat ini kondisinya sedang kembali ditanami buah melon.